Banjir dan Longsor Landa Ponorogo

Canyon Gabriel - Minggu, 23 Oktober 2022 07:05 WIB
Banjir dan longsor melanda Kabupaten Ponorogo (HO)

HalloMedan.co - Banjir dan longsor melanda Kabupaten Ponorogo pada Jumat (21/10/2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo melaporkan banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur Kecamatan Ngebel dan Kecamatan Sooko hampir seharian.

Banjir berdampak pada 10 Kepala Keluarga, 29 orang mengungsi ke Masjid Agung Ponorogo. Tinggi Muka Air (TMA) saat kejadian sampai 70 sentimeter. Banjir dilaporkan surut pada Sabtu (22/10/2022) dini hari.

Meski beberapa pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing, BPBD setempat mencatat kebutuhan mendesak untuk pengungsi yang masih bertahan adalah perlengkapan tidur, makanan siap saji dan obat-obatan. Selain banjir, longsor juga melanda jalan lingkar Telaga Ngebel Dukuh Nglingi, Desa Ngebel.

Akibatnya, jalur sisi utara menutup jalan utama Telaga Ngebel, tidak bisa dilalui kendaraan. Jalur utama dari Kecamatan Dolopo ke Kecamatan Ngebel sebagian tertutup material longsor, hanya bisa dilalui roda dua.

Tidak ada korban jiwa

BPBD melakukan pembersihan material banjir dan longsor bersama warga dan petugas gabungan. Dibutuhkan bantuan tangki air dan alat semprot untuk pembersihan material di jalur lingkar Telaga Ngebel.

Dalam satu minggu ke belakang, bencana hidrometeorologi yang didominasi banjir juga melanda wilayah lain di Provinsi Jawa Timur. Beberapa di antaranya banjir di Kabupaten Malang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Tulungagung.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia karena kondisi atmosfer masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan ke depan, dipengaruhi fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal.

Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda juga telah mengeluarkan peringatan dini untuk potensi cuaca ekstrem di wilayah Surabaya, Sioarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Madiun, Magetan, Malang dan beberapa wilayah lainnya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto mengingatkan dan meminta pemerintah daerah menyiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem di Indonesia. Meminta BPBD dan komponen penanggulangan bencana di daerah menyiapkan alat, perangkat dan personel untuk menghadapi potensi bencana. Apabila daerah kekurangan SDM dan membutuhkan peralatan, dapat meminta dukungan kepada BNPB.

Untuk jangka panjang, Suharyanto meminta tata kelola lingkungan dilakukan dengan baik agar bencana banjir tidak terulang atau dapat diminimalisir dampaknya. Masyarakat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan dan waspada potensi bahaya cuaca ekstrem. Musim penghujan akan berlangsung hingga April 2023, masyarakat diminta memantau informasi seputar prakiraan cuaca dan penanggulangan bencana secara berkala melalui kanal resmi BNPB, BPBD, BMKG dan pemerintah daerah setempat.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS