Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng, Ini Laporan Gubernurnya

Mei Leandha - Rabu, 02 Juni 2021 18:41 WIB
Rapat koordinasi penanganan Covid-19 di gedung Pemda Jateng

SEMARANG - Melonjaknya kasus aktif Covid-19 di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah diprediksi sebelumnya bahwa ketika ada libur panjang, pasti kemudian diikuti dengan peningkatan kasus.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jateng dalam hal ini mencatat setidaknya ada delapan kabupaten dan kota yang mengalami kenaikan kasus secara signifikan yaitu: Sragen, Tegal, Brebes, Banyumas, Cilacap, Karanganyar, Wonogiri dan Kudus.

“Ini terprediksi sebenarnya. Setiap kali ada libur panjang pasti ada kenaikan,” lapor Ganjar kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Ganip Warsito dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 di gedung Pemda Jateng, Rabu (2/6/2021).

Mengintip dari catatan tahun lalu, apa yang terjadi sama di 2020. Peningkatan kasus aktif pascalibur panjang nasional juga menyebabkan naiknya Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 90 persen.

Kendati telah dilakukan konsultasi dan koordinasi secara rutin terkait potensi kenaikan, Ganjar mengakui, tidak semua diantisipasi dengan baik oleh pemerintah kabupaten dan kota sehingga terjadi lonjakan seperti di Kudus.

Selain kurangnya antisipasi, Ganjar juga melaporkan bahwa kenaikan kasus di Kudus terjadi karena prediksi-prediksi seperti fenomena tahun lalu yang tidak dicermati dengan baik sehingga menimbulkan kepanikan.

“Kaget gitu ya... Tidak prediksi, dia tidak antisipasi, lalu berikutnya panik,” ucapnya.

Pihaknya telah berulangkali meminta pemerintah daerah yang mengalami kenaikan angka kasus segera mengambil langkah konsolidasi dan menghindari pemahaman seolah-olah dapat melakukan penanganan sendiri. Penanganan Covid-19 tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, harus melibatkan berbagai komponen.

Untuk urusan yang satu ini, Ganjar berkelakar bahwa dirinya sudah seperti guru bimbingan penyuluhan atau bimbingan konseling yang tugasnya memperingatkan atau membimbing siswa nakal atau kurang patuh terhadap peraturan di sekolah.

"Saya sudah seperti guru BP atau BK. Ada anak-anak nakal, kumpul lalu njeweri siji-siji (menjewer satu-satu),” ucapnya.

Ganjar menyampaikan bahwa pihaknya telah mengumpulkan kekuatan guna mendukung percepatan penanganan Covid-19 di Kudus dan sejumlah wilayah di Jateng.Kehadiran Ganip diharapkan membantu meringankan beban.

Cek ke zona merah

Usai rapat, Ganip menggeber langkah menuju zona merah di Kota Kretek untuk melihat secara langsung permasalahan di lapangan, terkait lonjakan kasus Covid-19.

Sekaligus untuk memastikan apakah yang selama ini sampai ke telinganya melalui berbagai sumber termasuk pemberitaan media benar-benar terjadi supaya dapat segera mengambil kebijakan yang tepat.

“Saya mau melihat langsung apakah yang disampaikan dalam berita sesuai dan nyata,” kata Ganip.

Dia memahami bahwa kasus yang dihadapi adalah permasalahan bersama. Oleh karena itu, Ganip beserta jajaran berkomitmen untuk membantu dan mendorong pemerintah daerah mengendalikan kasus Covid-19 melalui berbagai langkah-langkah yang tepat dan terpadu.

“Kita akan dorong, semoga penanganan menjadi lebih baik dan kasus dapat dikendalikan,” ujarnya.

RELATED NEWS