Daerah Dukung Pencetakan Kepala Sekolah via Program Guru Penggerak

Redaksi - Kamis, 17 Maret 2022 11:15 WIB
Daerah Dukung Pencetakan Kepala Sekolah via Program Guru Penggerak (trenasia.com)

JAKARTA - Ribuan lulusan Program Guru Penggerak (PGP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dipersiapkan sebagai kepala sekolah terus berbenah. Saat ini, ribuan guru bersama dengan dinas pendidikan di sejumlah daerah tengah menjalankan berbagai aktivitas lanjutan untuk memperkuat implementasi hasil pelatihan guru penggerak.

Agnes Lusi Handaru, Kepala Sekolah SMPN 3 Sadaniang Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat mengatakan, pembelajaran dan pengalaman selama mengikuti PGP menjadikannya sebagai pemimpin yang berorientasi kepada murid. Dalam pelatihan selama sembilan bulan, ia juga diajarkan mengembangkan program pembelajaran yang efektif dan menganut asas keanekaragaman bakat dan minat (diferensiasi).

“Pendidikan Guru Penggerak memberikan aksi nyata yang dilaksanakan di sekolah dan ini sangat membantu transformasi pendidikan ke arah lebih baik. Pembelajaran bisa terlaksana sesuai pemetaan profil belajar siswa,” kata Agnes saat dihubungi wartawan, Kamis (17/3). Keberadaan profil pelajar mendorong guru mampu merancang pembelajaran dengan konten yang kuat melalui proses dan produk yang mudah dicerna.

Di luar inovasi teknik pembelajaran, PGP juga mempersiapkan guru sebagai kepala sekolah. Sebagai pemimpin, seorang kepala sekolah dituntut bijak dalam pengambilan keputusan dan berani menghadapi tantangan. “Kami diajarkan melihat hambatan sebagai tantangan agar bisa mencapai tujuan serta pengambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran.” tegas Agnes.

Tak hanya dari lulusannya, dukungan terhadap program ini juga datang dari pemerintah daerah. Sejak awal tahun, sejumlah Dinas Pendidikan menggelar berbagai kegiatan lanjutan PGP untuk memperkuat teknis pembelajaran di sekolah sesuai karakter daerahnya.

Beberapa waktu lalu, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, misalnya, melaksanakan kegiatan lanjutan PGP berupa Bimbingan Teknis Pembelajaran Budaya Positif dan Multimedia yang diikuti 51 guru TK, SD, dan SMP se-Kabupaten Temanggung.

Kepala Dindikpora Temanggung Agus Sujarwo berharap, sekolah yang belum mempunyai calon guru penggerak atau guru penggerak turut menyosialisasikan dan mendaftar dalam program strategis nasional ini. “Banyak manfaat yang diterima. Tidak hanya dipersiapkan menjadi calon pemimpin pembelajaran, tetapi guru-guru kita meningkat kompetensinya, ilmu pengetahuan, maupun pembelajaran kepada siswa,” tegasnya.

Ia menambahkan, Kabupaten Temanggung telah memiliki 138 guru penggerak dari tiga angkatan mulai jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK dan akan terus meningkat jumlahnya. Ia menargetkan setiap sekolah memiliki minimal satu guru penggerak.

Hal senada disampaikan Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Susilawati. Menurut dia, sertifikat guru penggerak menjadi salah satu prasyarat menjadi kepala sekolah. ”Seorang guru tidak akan bisa menjadi kepala sekolah atau calon kepala sekolah jika tidak memiliki sertifikat tersebut,” kata Susilawati.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Lawas Sumatera Utara, Rosidawati Suriani Pulungan, beberapa waktu lalu juga mengapresiasi beberapa program yang dirancang para calon guru penggerak. Ia berharap berbagai program yang disusun itu dapat diterapkan di sekolah dan diukur tingkat keberhasilannya.

Menurut Rosidawati, program Kemendikbudristek ini merupakan peluang terbaik bagi kabupaten Padang Lawas. Guru penggerak diharapkan mampu mendorong murid, orang tua atau guru lainya agar lebih kreatif dan memotivasi sekolah lain untuk mengarahkan dan melatih siswa menghasilkan karya hebat.

Ia menegaskan, guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif mengembangkan pendidik lainnya. “Guru penggerak juga diharapkan mampu mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid serta menjadi teladan dan agen transformasi pendidikan.” pungkas Rosidawati.

Bagikan

RELATED NEWS