Gas Bumi Strategis di Fase Transisi Energi

Mei Leandha - Kamis, 06 Juli 2023 23:07 WIB
Diskusi energi dan bedah buku Public Interest in Energy Sector yang ditulis Arcandra Tahar di Jakarta (HO)

hallomedan.co - Mantan Menteri ESDM periode 2000-2009, Prof Purnonomo Yusgiantoro mengatakan, proses transisi energi membutuhkan waktu dan keterlibatan semua stakeholder. Pemanfaatan energi baru terbarukan secara optimal pada fase transisi energi, peran gas bumi sangat strategis. Apalagi Indonesia memiliki cadangan yang masih sangat besar di sejumlah wilayah kerja migas, baik yang sudah maupun belum dieksplorasi dan berproduksi.

“Kita masih punya cadangan di Masela, IDD (Indonesia Deep Water), Natuna dan yang sudah berproduksi seperti Tangguh yang sudah masuk train tiga. Gas bumi akan menjadi bagian penting pada fase transisi energi menuju energi baru terbarukan. Transisi energi juga tidak bisa cepat karena kita adalah negara berkembang,” kata Purnomo dalam diskusi energi dan bedah buku Public Interest in Energy Sector yang ditulis Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM periode 2016-2019, di Jakarta, Rabu (5/7/2023) malam.

Arcandra juga memiliki pandangan yang sama. Dalam bukunya ia mengatakan, dalam kurun waktu 30 tahun ke depan, merupakan masa transisi yang sangat penting untuk disiapkan.

“Gas bumi sebagai energi bersih yang ramah lingkungan dan cadangannya di dalam negeri masih cukup besar akan menjadi komoditas penting pada fase transisi tersebut. Harganya juga cukup kompetitif dibandingkan dengan energi fosil lainnya,” katanya.

Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam sambutannya, menekankan pentingnya pemanfaatan energi di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik. Pemerintah, kata dia, saat ini terus menggalakkan eksplorasi dan eksploitasi wilayah kerja migas untuk meningkatkan produksi migas nasional, khususnya gas bumi.

“Kita masih punya potensi besar kalau dilihat dari 2,4 billion barel yang masih bisa kita bor, masih ada 45 TCF dan di luar itu ada banyak daerah yang sekarang secara intens melakukan eksplorasi," ujar.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo menjelaskan, saat ini, 60 persen sumber energi listrik PLN berasal dari PLTU yang menggunakan batubara. Namun, PLN juga terus meningkatkan penggunaan sumber energi baru terbarukan yang harganya per KWh semakin menurun.

“Dulu dalam beberapa kali lelang, harga listrik dari angin yang sebelumnya mencapai USD 12,5 cent per KWh, saat ini sudah sekitar USD 5,5 cent per KWh. Begitu juga dengan sumber energi dari sinar matahari (solar) dalam lelang terakhir sudah di harga USD 4,5 cent per KWh,” kata Darmawan.

Acara bedah buku Arcandra Tahar dihadiri berbagai tokoh nasional dan pelaku di sektor energi. Dalam sambutannya, Arcandra menekankan pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional. Apalagi pemerintah memiliki target yang jelas untuk mencapai net zero emission di 2060.

“Malam ini, semua stakholder energi hadir dan ini sangat positif. Seperti juga PLN dan PGN yang telah lama membangun kerja sama untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi bagi kebutuhan sektor kelistrikan. Ke depan kolaborasi seperti ini harus terus diperkuat, satu sama lain saling membutuhkan sehingga kebutuhan energi nasional dapat dipenuhi dengan biaya yang lebih efisien dan energi yang ramah lingkungan,”kata Arcandra.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS