Hanya 56 dari 4.593 Kampus di Indonesia yang Terakreditasi Unggul

Canyon Gabriel - Jumat, 07 April 2023 09:15 WIB
SEVIMA Akreditasi Unggul (HO)

hallomedan.co - Akreditasi sangat penting bagi perguruan tinggi karena menjadi bukti mutu sekaligus jaminan repurtasi kampus. Sayangnya, masih banyak kamus yang belum mencapai akreditasi unggul atau dulu dikenal dengan Akreditasi A.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah Jawa Barat, Prof Eddy Jusuf. Hanya 56 dari 4.593 perguruan tinggi di Indonesia yang telah memperoleh akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Di Jawa Barat dan Banten, ada 453 perguruan tinggi swasta, baru tujuh yang memperoleh akreditasi unggul.

Menurutnya ini pekerjaan rumah bersama untuk bisa mencapai target ke unggul. Untuk menjawab PR ini, orang bijak mengatakan bukan kuat menguasai yang lemah, bukan besar menguasai yang kecil karena yang besar bisa jatuh, yang kuat adalah yang cepat beradaptasi.

"Kita sebagai kampus, ukuran tak jadi soal, yang penting harus bisa beradaptasi," ujar Eddy yang memimpin salah satu perguruan tinggi swasta terbesar di Bandung yaitu Universitas Pasundan dalam Executive Forum dan Buka Bersama SEVIMA, Kamis (6/4/2023).

Eddy bersama 80 pimpinan perguruan tinggi se-Bandung Raya yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA dan Direktur Kemitraan SEVIMA Ridho Irawan mengupas tiga strategi agar mutu perguruan tinggi segera meroket. Berikut strateginya:

1. Integrasikan perguruan tinggi secara digital

Perguruan tinggi menurut Eddy, perlu memiliki sistem akademik berbasis digital yang dapat mengintegrasikan seluruh kebutuhan perguruan tinggi. Sistem digital yang ada harus mampu membuat laporan yang tepat dan akurat kepada pemerintah, terkait pemantauan mutu dan akreditasi.

Prof Eddy mengisahkan pengalamannya memimpin Universitas Pasundan. Sudah lama perguruan tingginya memiliki sistem akademik dan fasilitas digital. Sayangnya, sistem tersebut sempat tidak terhubung antar aplikasi, bahkan antar fakultas di satu perguruan tinggi. Sulit untuk mengambil
keputusan dan menjamin mutu, tanpa data dan sistem yang terintegrasi.

"Akhirnya pada 2018 dan 2019, kami mulai sadar untuk mengintegasikan semua. Di tahun itu pula, akreditasi unggul diraih Universitas Pasundan. Dengan SEVIMA Platform, harapan kami bisa merasakan bagaimana manfaat punya sistem IT yang terintegrasi!," ungkapnya.

2. Gotong royong

Perguruan tinggi terdiri atas ratusan hingga puluhan ribu orang. Tiap orang memiliki pemikiran dan sudut pandang sendiri. Perbedaan jangan sampai menjadi ego yang dapat menghambat kemajuan, antar insan perlu bergotong royong dan menyingkirkan ego pribadi.

Hal ini diungkapkan wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandung, sekaligus ketua lembaga dakwah dan dosen di Universitas Pasundan, Ustaz Tata Sukayat. Katanya, mencerdaskan kehidupan bangsa dan menulis adalah jihadnya para civitas akademika. Merefleksikan hikmah
Ramadhan, para civitas akademika dan ilmuwan, jihadnya dengan pena. Tidak usah angkat senjata, jihadnya harus berjilid-jilid dengan buku dan jurnal.

"Ini tidak bisa dilakukan seorang diri, kita semua yang sedang berpuasa adalah peserta didik di universitas bulan Ramadhan, wajib berkolaborasi," kata Tata.

3. Kelola perguruan tinggi dan terima mahasiswa baru berbasis data

Perguruan tinggi erat dengan proses penerimaan mahasiswa baru. Proses ini sangat vital karena dapat mempengaruhi kemampuan finansial sekaligus mutu perguruan tinggi. Semakin tinggi kualitas dan jumlah mahasiswa baru, semakin baik pula mutu institusi kampus tersebut.

Hal ini diungkapkan Direktur Kemitraan SEVIMA Ridho Irawan. Kampus dengan jumlah mahasiswa yang banyak dan pintar, akan menjamin mutu kampus. Aspek finansial perguruan tinggi juga terjaga karena perguruan tinggi mengelola dana yang cukup untuk meningkatkan fasilitas
kampus sekaligus menggaet talenta-talenta terbaik bangsa sebagai dosen dan staf.

"Kehabisan dana mengelola perguruan tinggi dan penerimaan mahasiswa baru belum maksimal menjadi keluhan di banyak perguruan tinggi. Pengelolaan perlu berbasis data, dengan analisa dan target yang jitu agar setiap sen dana yang digunakan berdampak maksimal untuk peningkatan
mutu," kata Ridho merefleksikan pengalaman kolaborasi SEVIMA dengan 800-an perguruan tinggi se-Indonesia.

Editor: Dinda Marley

RELATED NEWS