"Indonesia adalah Bangsa yang Tahan Banting..."

Mei Leandha - Senin, 16 Agustus 2021 15:36 WIB
(null)

MEDAN – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi didampingi Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah menyaksikan secara virtual pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo pada sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR dan DPD dalam rangka HUT ke-76 Kemerdekaan Indonesia di gedung DPRD Sumut.

"Pidato presiden mengisyaratkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang tahan banting, mampu bangkit dari berbagai guncangan," kata Edy usai mendengarkan pidato, dikutip dari siaran pers Diskominfo Sumut yang diterima HalloMedan.co, Senin (16/8/2021).

Termasuk tahan banting menghadapi pandemi Covid-19 yang tidak hanya melanda negeri ini, tetapi seluruh dunia. Karenanya, penting untuk tetap bertahan dan saling bahu-membahu menghadapi situasi sulit ini.

“Kondisi Covid-19 membuat keterbatasan, di semua kondisi. Rakyat harus mengerti, memahami dengan benar dampak yang ditimbulkan pandemi, seperti yang dipidatokan presiden,” katanya.

Dia mengajak masyarakat Sumut terus berjuang dan tidak mudah menyerah dengan keadaan, meskipun dampak yang ditimbulkan memengaruhi seluruh sektor kehidupan. Sekaligus menanamkan keyakinan bahwa musibah ini bisa cepat diatasi dan segera menuju kehidupan normal.

“Terakhir yang paling penting adalah kita tidak boleh menyerah, harus berusaha, berbuat, berdoa sehingga Covid ini bisa ditangani," ucap Edy.

Bangsa yang tahan banting

Dari gedung Nusantara, Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menyebut Indonesia merupakan bangsa yang kokoh dan tahan banting karena semua pilar kekuatan diasah dan diuji, kemudian diberi kesempatan memperbaiki diri.

“Tatkala ujian terasa semakin berat, asahannya juga semakin meningkat. Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh dan yang mampu memenangkan gelombang pertandingan,” ujar Jokowi.

Dalam perjalanan sejarah bangsa, Indonesia telah melewati etape ujian yang berat termasuk resesi dan krisis yang datang setelah merdeka. Jokowi meyakini ujian tersebut memperkokoh fondasi sosial, politik dan ekonomi bangsa.

“Setiap etape memberi pelajaran sekaligus membawa perbaikan dalam kehidupan kita,” lanjutnya.

Presiden menuturkan, pandemi Covid-19 telah memacu Indonesia untuk berubah dengan mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan dan menerobos ketidakmungkinan. Masyarakat dipacu untuk menjalankan kebiasaan dengan cara berbeda.

“Kita dipaksa untuk membangun normalitas baru dan melakukan hal-hal yang dianggap tabu selama ini. Memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman dan tidak membuat keramaian adalah kebiasaan baru yang dulu dianggap tabu,” tuturnya.

Presiden mengajak seluruh elemen masyarakat terus berpegang teguh pada nilai-nilai toleransi, Bhinneka Tunggal Ika, gotong royong dan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Kita lewati ujian pandemi dan ujian-ujian lain setelah ini dengan usaha yang teguh, disertai dengan doa pengharapan yang tulus. Kita jaga kesehatan kita, disiplinkan diri dalam protokol kesehatan, serta saling menjaga dan membantu,” imbuhnya.

Pandemi mengingatkan masyarakat untuk peduli kepada sesama. Dia menyebut, penyelesaian bersama menjadi solusi terbaik untuk menghadapi pandemi ini.

“Dengan budaya yang selalu saling peduli dan berbagi, masalah yang berat ini bisa lebih mudah diselesaikan,” kata Jokowi.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS