Jika Somasi Tak Ditanggapi, Warga Johor Akan Gugat Bobby Nasution Ke Pengadilan

Alief Fadli - Jumat, 23 Desember 2022 21:53 WIB
Forum Masyarakat Johor Menggugat (FMJM) menunjukan poster berisikan kecaman terkait kebijakan Bobby Nasution soal median jalan di depan kantor Pemko Medan. (HO)

MEDAN - Warga Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor yang tergabung dalam Forum Masyarakat Johor Menggugat (FMJM) melayangkan somasi kepada Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, Jumat (23/12/2022).

Koordinator FMJM, Gumilar Aditya Nugroho mengatakan, Somasi ini dilakukan karena aksi pengumpulan petisi masyarakat yang menolak pembangunan median jalan tidak mendapat respons baik dari Bobby Nasution. Setelah itu, massa berkumpul sembari menunjukkan poster yang bertuliskan kecaman terkait kebijakan Bobby Nasution di depan kantor Pemko Medan.

"Hari ini FMJM melayangkan Somasi terbuka ke Wali Kota Medan terkait median jalan yang merugikan masyarakat,” kata Gumilar kepada wartawan usai menyerahkan Somasi yang diterima oleh Bagian Umum Pemko Medan.

Pria yang akrab disapa Agum ini menjelaskan, warga akan memberikan waktu sepekan kepada wali kota untuk membongkar median jalan. Sebab, dalih Bobby memberlakukan median jalan untuk penertiban dan mengurai kemacetan sangat bertolak belakang dengan kondisi di lapangan.

"Kebijakan ini kita nilai sangat tidak tepat. Median jalan ini sudah menimbulkan kerugian untuk masyarakat. Sebelum ada median jalan Johor tidak macet. Kemacetan hanya pada jam-jam tertentu. Kita boleh tanya ke warga," ujarnya.

"Kami tidak anti pembangunan, tapi jangan juga bar-bar seperti ini. Pembangunan harusnya berpihak ke masyarakat, jangan malah sebaliknya," tambahnya.

Menurut Agum, Somasi ini adalah langkah awal FMJM untuk mendesak wali kota segera membongkar median jalan itu. Jika tidak digubris, mereka akan menggugat Bobby ke pengadilan. Pasalnya, kebijakan itu tidak hanya merugikan pengguna jalan namun ‘membunuh’ pedagang kecil. Harusnya, wali kota melakukan kajian yang komprehensif sebelum membangun.

"Jika tidak direspon, maka kita akan menggugat Wali Kota Medan dengan cara Citizen Law Suit (CLS). Sebab, pedagang kecil juga terdampak. Omzet pedagang bakso bakar, pecal dan lainnya menurun setelah adanya median jalan ini,” ucapnya tegas.

Masih dikatakan Agum, Somasi yang mereka layangkan punya dasar yang kuat. Mereka menemukan pembangunan median jalan ini melanggar beberapa peraturan. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Medan Tahun 2015-2035, Jalan Karya Wisata merupakan jaringan jalan kolektor sekunder.

Jika mengacu kepada Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia Nomor 260/KPTS/M tahun 2004 Tentang Pengesahan 38 (tiga puluh delapan) Rancangan SNI dan 64 (enam puluh empat) Pedoman Teknis Bidang Kontruksi dan Bangunan, diatur soal jarak minimum antara bukaan median jalan, yaitu 300 meter.

"Sedangkan yang kita temukan, dari simpang Karya Wisata-AH Nasution, bukaan median ada di depan Cadika. Setelah kita hitung, jaraknya 1,3 Km. Ini tidak sesuai peraturan," katanya.

Akibatnya, lanjut Agum, kendaraan yang ingin keluar ke Jalan AH Nasution dan kendaraan yang ingin putar balik menumpuk di lampu merah sehingga membuat kemacetan yang sangat panjang. Selain itu, pembangunan konstruksi median jalan ini juga menyalahi aturan. Mengacu dari Pedoman Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Median Jalan sesuai keputusan menteri, ketentuan tinggi median harusnya di antara 18 atau 25 cm.

"Kita lihat yang terpasang tingginya sekitar 65 Cm. Tentu ini akan membahayakan pejalan kaki yang hendak menyeberang. Hal ini menandakan bahwa Pemko Medan tidak melakukan kajian yang komperhensif dalam pemasangan median jalan tersebut,” pungkasnya.

Sebelumnya, menanggapi Somasi yang akan dilayangkan FMJM, Bobby Nasution terkesan tidak sepakat. Dia malah meminta FMJM untuk menyomasi parkir yang ada di pinggir jalan. Dia juga menilai para pedagang kecil di tepi Jalan Karya Wisata menjadi salah satu penyebab kemacetan. Sehingga median jalan dianggap sebagai solusi. "Somasi? Yang parkir di pinggir jalan itu Somasi jugalah bilang,” katanya.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS