Pascagempa, 6.002 Warga Sumbar Mengungsi

Alief Fadli - Sabtu, 26 Februari 2022 10:33 WIB
Tenda untuk pengungsi (BNPB)

HalloMedan-co – Sebanyak 6.002 warga Sumatra Barat (Sumbar) mengungsi akibat dampak gempa M6,1 yang terjadi pada Jumat pagi. Sebagian besar warga mengungsi tersebar di 35 titik di Kabupaten Pasaman Barat.

Data BNPB per Sabtu (26/2/2022) pukul 02.35 WIB, mencatat total warga meninggal dunia delapan orang, luka berat 10 orang dan luka ringan 76 orang. Dari jumlah warga yang mengungsi, BPBD Kabupaten Pasaman Barat mencatat 5.000 warga di 35 titik yang berada di Kecamatan Talamau, Pasaman dan Kinali.

Masih di Pasaman Barat, warga meninggal dunia tiga orang, luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang. Petugas masih terus memutakhirkan data dampak gempa tersebut.

Sedangkan di Kabupaten Pasaman, BNPB mencatat warga meninggal dunia lima orang, luka-luka 25 orang dan mengungsi 1.000 orang. Saat ini masih dilakukan pencarian terhadap enam orang yang diperkirakan tertimbun longsor.

Data warga terdampak lainnya tercatat di Kabupaten Limapuluhkota sebanyak 16 KK atau 53 jiwa. Dari jumlah tersebut, satu KK atau dua jiwa mengungsi ke tempat kerabat. Di wilayah Kabupaten Agam, satu bayi dikabarkan menderita luka-luka dan telah mendapatkan perawatan medis.

Dampak kerusakan

Gempabumi berdampak pada kerusakan bangunan. Total kerusakan yang dipicu gempa antara lain rumah rusak berat (RB) 103 unit, rusak sedang (RS) 5 unit, rusak ringan (RR) 317 unit, fasilitas pendidikan RB 3 unit, balai masyarakat RR 1 unit, aula bupati Pasaman Barat RR 1 unit, serta kerusakan yang belum terkategori seperti fasilitas ibadah 2 unit, fasilitas umum lain 1 unit dan bank 1 unit.

Rincian data di setiap kabupaten: wilayah Kabupaten Pasaman, rumah rusak berat sebanyak 100 unit dan rusak ringan 300 unit, sedangkan di Kabupaten Pasaman rumah rusak 10 unit dimana petugas masih menentukan kategori kerusakan. Di Kabupaten Limapuluhkota, rumah rusak berat sebanyak 3 unit, rusak sedang 5 unit dan rusak ringan 6 unit. Sedangkan di Kabupaten Agam, tercatat rumah rusak ringan 1 unit.

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam gempa bumi melalui SK bernomor 188.45/160/BUP-PASBAR/2022. Masa tanggap darurat akan berlaku selama 14 hari, terhitung pada 25 Februari hingga 10 Maret 2022. Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak antara lain terpal dan tenda pengungsian, makanan siap saji, air bersih maupun perlengkapan keluarga.

Kepala BNPB Suharyanto bersama jajaran dan perwakilan Komisi 8 Lisda Hendarjoni telah berada di lokasi terdampak dan diterima gubernur Sumbar. Suharyanto ingin memastikan dukungan sumber daya, perangkat dan alat utama dalam penanganan darurat.

Selain itu, dia meminta pos komando (posko) di tiap kabupaten dan kota terdampak dibentuk dan berkoodinasi langsung dengan posko provinsi maupun Pusat Pengendalian Operasi BNPB. Pada masa penanganan darurat ini, selain pelayanan warga terdampak, priortas utama dalam 7 x 24 jam ke depan yaitu pencarian dan penyelamatan korban gempa.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS