Penyediaan Isoter Diapresiasi

Mei Leandha - Senin, 09 Agustus 2021 22:58 WIB
Pemko Medan menyediakan dua tempat isolasi terpusat (isoter) yaitu eks Hotel Soechi dan dan gedung P4TK (Diskominfo)

MEDAN - Perang terhadap Covid-19, salah satunya dengan membatasi mobilitas warga yang terkonfirmasi positif dengan gejala ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Sebab, OTG dinilai sebagai pemicu utama penyebaran virus sehingga terjadi peningkatan angka kasus di Kota Medan.

Pemko Medan kini menyediakan dua tempat isolasi terpusat (isoter) dengan fasilitas mendukung di eks Hotel Soechi di Jalan Cirebon dan gedung Pusat Pengembangan, Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) di Jalan Setia Budi, Kecamatan Medanhelvetia.

Di kedua tempat tersebut, Wali Kota Medan Bobby Nasution ingin warga yang positif terpisah dari warga yang belum terpapar guna mencegah penularan, terutama kepada orang terdekatnya. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito saat melakukan peninjauan beberapa hari lalu, mengapresiasi langkah Bobby.

Dia menilai, selain kamar dan fasilitasnya cukup bagus, warga yang menjalani isolasi mendapatkan makanan dan ekstra puding yang cukup baik untuk mempercepat kesembuhan.

Selain kedua tempat isoter tersebut, Bobby saat memimpin rapat evaluasi perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Medan pada Senin (9/8), meminta pihak kecamatan agar membuat tempat isolasi di tingkat kecamatan dengan menyediakan satu gedung untuk mengurangi mobilitas warga yang OTG. Pemko Medan juga melakukan Isolasi Lingkungan jika dalam satu lingkungan terdapat minimal lima rumah warga yang terpapar.

Berdasarkan data yang disampaikan Koordinator Sekretariat Posko Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Arjuna Sembiring pada Selasa (10/8), Isolasi Lingkungan dilakukan di 23 Lingkungan yang berada di sembilan kecamatan yakni Medanhelvetia, Medantuntungan, Medantembung, Medanpolonia, Medanjohor, Medanarea, Medan Timur, Medandenai dan Medanlabuhan.

Kepada warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumahnya masing-masing di area Isolasi Lingkungan, Bobby menegaskan, Pemko Medan menanggung makan selama menjalani isoman sebanyak 3 x 1 hari, ditambah vitamin. Hal ini dilakukan agar warga yang menjalani isoman tidak keluar rumah dan fokus untuk kesembuhannya.

Kemudian, Bobby meminta dilakukan penyekatan di lima kecamatan sebagai penyumbang terbesar kasus Covid-19 di Kota Medan yakni Kecamatan Medanselayang, Medanhelvetia, Medanjohor, Medansunggal dan Medantuntungan. Diikuti pengetatan penyekatan di lima pintu masuk Kota Medan melalui tracing dan testing. Setiap yang ingin masuk ke Kota Medan wajib di swab antigen atau membawa surat telah melakukan rapid antigen.

“Kalau tak terlalu penting dan tidak mau di-swab, mereka akan disuruh putar balik. Kita harus tegas, jangan tanggung-tanggung. Masyarakat sudah banyak yang mengeluh, jangan sampai hasilnya tidak ada. Bukan hanya penyekatan di darat, Pemko Medan juga akan melakukan pembatasan masuk ke Kota Medan melalui Pelabuhan Belawan. Ada 470 kapal yang masuk ke Kota Medan, tidak cukup hanya dicek suhu tubuh saja, juga harus di swab antigen. Kalau ada yang reaktif, tidak dibolehkan turun, biar dia di kapal menunggu langkah selanjutnya," tegasnya.

Direktur Eksekutif Suluh Muda Indonesia (SMII) Kristian Redison Simarmata mendukung upaya yang dilakukan Bobby. Dia menilai, langkah yang tepat, efektif dan efisien sekaligus bukti kuat upaya menekan Covid-19. Harapannya, isoter dipergunakan dengan baik, dievaluasi dan monitoring pelaksanaannya.

“Jangan sampai kekurangan alat kesehatan dan obat. Tunjangan untuk para tenaga kesehatan diperhatikan. Wali kota juga harus intensif melakukan sosialisasi, pendataan serta vaksinasi sampai ke level kecamatan dengan memanfaatkan Puskesmas, kepling dan infrastruktur pemerintahnya sehingga vaksinasi di Kota Medan tercapai targetnya,” katanya.

Redison juga mengapresiasi Isolasi Lingkungan. Pemberlakuan isolasi secara mikro mempersempit pengawasan sehingga evaluasi dan monitoring lebih efektif dan efisien.

“Saya pikir langkah wali kota sudah lebih maju dariyang lalu-lalu dan dilakukan secara gradual. Kemudian, pendataan dan pelaksanaan distribusi bantuan kepada warga yang sedang melakukan isolasi harus benar-benar tepat sasaran sehingga tidak ada gejolak di masyarakat dengan kondisi psikologis yang sudah sangat lama tertekan karena pandemi,” sarannya.

Ungkapan senada disampaikan Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga MD KAHMI Medan sekaligus dosen fakultas kedokteran USU, dr Muhammad Fauzi Siregar. Dikatakannya, langkah yang dilakukan Bobby sudah baik. Berdasarkan yang terjadi di Pulau Jawa, tingkat kematian pasien meningkat disinyalir salah satu penyebabnya karena banyaknya pasien yang melakukan isoman tidak terpantau. Saat kondisi badannya buruk, mereka tidak dapat tertolong. Oleh karena itu, langkah wali kota menyediakan dua tempat isoter sangat baik. Warga yang melakukan isolasi pun terpantau petugas
kesehatan.

“Penyediaan isoter harus maksimal. Bagi warga yang ingin melakukan isoman di rumahnya harus diperhatikan. Pemko Medan dapat menyediakan call center yang terhubung ke petugas kesehatan. Mereka dapat berkonsultasi via WhatsApp
atau telepon. Jika kondisi mereka memburuk, langsung dapat menghubungi call center dan langsung dianjurkan ke rumah sakit,” ungkap Fauzi.

Dalam menanggulangi Covid-19, Fauzi berharap Pemko Medan melibatkan masyarakat. Selama ini, ada orang yang enggan memeriksakan diri jika mengalami gejala atau tidak taat prokes, dengan melibatkan tokoh masyarakat dan agama, warga yang bersangkutan dapat lebih mudah memahami sehingga akhirnya mengikuti.

“Banyak organisasi masyarakat yang mau ikut serta membantu warga yang isoman. Seperti KAHMI Medan, kami membantu warga yang isoman di rumah, mereka dapat menghubungi para dokter terkait keluhan yang dialami. Pemko Medan harus lebih maksimal bekerja sama dengan semua pihak, banyak organisasi yang mau ikut membantu meringankan beban pemerintah,” pungkasnya.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS