Perajin Sumut Studi Komparasi ke Bali

Alief Fadli - Senin, 01 Agustus 2022 17:49 WIB
Ketua Dekranasda Sumut Nawal Lubis melihat perajin Sumut belajar menganyam di Bali   (HO)

MEDAN - Tujuh perajin binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara studi komparasi dan magang di Bali, mulai 31 Juli sampai 5 Agustus 2022. Mereka diharap dapat menyerap ilmu selama di Bali, kemudian menerapkannya di UMKM Sumut.

"Kalian serap ya semua ilmu yang ada di sini, terapkan di tempat masing-masing. Jangan malu bertanya, jangan sia-siakan waktu, belajar dan belajar. Biar kualitas anyaman ibu-ibu dan bapak semakin membaik," kata Ketua Dekranasda Sumut Nawal Lubis saat melihat para perajin Sumut belajar menganyam di Desa Tumbuh, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (1/8/2022).

Nawal mengharapkan, setelah pulang nanti, para perajin mendapat ilmu baru dan berinovasi sehingga menghasilkan karya-karya terbaik dan dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional.

"Kalau kualitasnya sudah bagus, kita gampang menjualnya ke mana-mana. Tak malu kita pamerkan ke orang lain. Apalagi nanti di Jakarta ada pameran, kita akan membawa anyaman-anyaman terbaik ke sana, biar tahu orang anyaman dari Sumut tidak kalah bagus dengan daerah-daerah lain," tuturnya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Sumut Suherman mengatakan, program study tour ke Bali untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Sumut, khususnya perajin anyaman. Tujuh orang yang diboyong ke Bali berasal dari Kabupaten Langkat, Nias, Serdangbedagai dan Kota Binjai. Mereka belajar di banyak tempat, tidak hanya di Karangasem.

"Ini kita lakukan, biar para perajin kembali semangat, setelah Covid-19 kemarin ramai, sekarang perlahan menurun. Saatnya UMKM Sumut kembali kita bangkitkan," ujar Suherman.

Untuk mendukung bangkitnya UMKM Sumut, pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan, tidak hanya perajin anyaman, secara bertahap kepada seluruh pelaku UMKM. Harapannya para pelaku UMKM dapat inovasi-inovasi sehingga menghasilkan produk yang lebih fresh.

Gunawan mengaku senang dengan adanya study tour ke Bali karena banyak hal-hal baru yang tidak diketahuinya selama ini dalam dunia menganyam.

"Contohnya hal yang baru saya tahu itu, cara memotong pandan duri. Kalau kami di sana, motongnya satu-satu. Di sini motong sekali empat bisa," katanya.

Kemudian, kata Gunawan, di Bali lembaran anyaman dibuat dua lapis sehingga tebal tanpa lapisan kain. Kreasinya juga lebih bervariatif. Model-model tas dan dompetnya juga berbeda dengan model yang dibuat di tempatnya.

"Apa yang baik saya dapat hari ini, akan saya terapkan di tempat saya di Kota Binjai, biar produk-produk saya semakin laris karena bervariasi dan kualitasnya semakin baik," ungkapnya.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS