Program Makmur Ajak Milenial Bangga Menjadi Petani

Dinda Marley - Minggu, 28 November 2021 14:04 WIB
Demfarm.id menggelar talk show bertema “Cerita Petani Millennial, Mendapat Berkah dari Kebun” bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Nasional (DENFARM)

HalloMedan.co - Petani berperan penting dalam keberlangsungan hidup sebab Indonesia merupakan negara agraris yang kaya sumber daya alam dan sangat beragam. Menjadi negara dengan lahan pertanian terluas sehingga mayoritas mata pencaharian penduduknya bertani. Namun, keberadaan petani semakin hari semakin berkurang karena minimnya minat generasi muda pada sektor pertanian. Menjadi petani masih dianggap sebagai pekerjaan yang kurang cakap dan tidak bergengsi.

Untuk itu, Demfarm.id menggelar talk show bertema “Cerita Petani Millennial, Mendapat Berkah dari Kebun” pada 28 November 2021, bertepatan dengan peringatan Hari Menanam Pohon Nasional. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dengan menghadirkan 100 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari blogger, jurnalis dan masyarakat umum di wilayah Indonesia.

Menghadirkan tiga narasumber dengan latar belakang yang berbeda yaitu Founder Kebun Kumara Soraya Cassandra, Project Manager Program Makmur PKT Adrian RD Putera dan Iqbal sebagai perwakilan petani milenial binaan PKT. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan minat generasi muda di bidang pertanian, dimulai dengan bercocok tanam dari rumah sehingga muncul minat. Harapannya akan lahir petani-petani milenial yang sukses memajukan sektor pertanian Indonesia.

Apalagi saat ini, para petani tidak lagi bekerja dengan cara-cara lama, sudah menggunakan teknologi yang terus berkembang. Teknologi berfungsi sebagai potensi memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk menambah gairah sektor pertanian, sejumlah program dan pengembangan dilakukan pemerintah dan berbagai pihak. Salah satunya 'program makmur' dari industri pupuk terbesar, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Program ini menjadi solusi meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

Implementasi program terbukti mampu meningkatkan produktivitas pada komoditas jagung dan padi, masing-masing sebesar 42 persen dan 34 persen. Keuntungan petani pun terjadi kenaikan, untuk petani jagung sampai 52 persen dan petani padi 41 persen.

Adrian mengatakan, program makmur merupakan komitmen perusahaan dalam meningkatkan pemberdayaan petani dan produktivitas pertanian di Indonesia. Pihaknya terus mendukung dan melakukan pendampingan kepada petani milenial untuk meningkatkan produktivitas dengan cara kekinian di wilayah tanggung jawab distribusi PKT seperti Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi.

"Program ini juga upaya PKT meningkatkan penggunaan pupuk nonsubsidi dalam negeri dengan menciptakan ekosistem untuk mendorong produktivitas dan kesejahteraan petani Indonesia, termasuk petani milenial,” katanya dalam talkshow tersebut, Minggu (28/11/2021).

Disampaikan Adrian, program makmur memberikan ekosistem lengkap yang bertujuan meningkatkan produktivitas hingga penghasilan petani. Ekosistem ini menghubungkan petani dengan project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, ketersediaan pupuk non subsidi dan offtaker.

“Program makmur berlaku untuk semua petani, termasuk petani milenial. Harapan kami, semakin banyak petani muda yang memajukan pertanian di daerah masing-masing sehingga cita-cita ketahanan pangan nasional bisa kita tercapai. Sektor ini butuh tenaga milenial,” katanya.

Kesuksesan Program Makmur

Salah satu petani milenial binaan PKT yang sudah merasakan kesuksesan adalah Iqbal. Petani milenial asal Jember ini mengaku bertani di usia muda karena ingin mematahkan stigma buruk tentang petani. Menurutnya, menjadi petani adalah pengabdian karena selain ketekunan, regenerasi juga dibutuhkan.

"Apalagi, kehadiran modernisasi memberi peluang besar untuk digarap generasi milenial. Mengambil ceruk pasar yang sangat potensial lewat inovasi dan terobosan segar,” katanya.

Modal dasar menjadi petani adalah ilmu. Mulai dari mengetahui strategi, pasar dan mengadopsi teknologi pertanian sehingga bertani tidak lagi menjadi pekerjaan yang berat.

“Jadi petani, awalnya harus tahu pasar, punya strategi sejak awal. Jika kita paham dengan teknologi pertanian, lebih mudah sukses. Ini latar belakang saya menjadi petani, kan tujuan dari kerjaan profit,” kata Iqbal.

Dalam satu tahun, semangka yang ditanamnya bisa empat kali dipanen dengan masa tanam 60 hari. Saat ini, kelompok tani milenial Iqbal berjumlah 100 petani.

“Saya mengajak generasi muda kembali bertani dan mengembangkan sektor pertanian Indonesia. Jika ditinjau dari pengalaman, menjadi petani adalah pekerjaan impian di masa tua, kenapa tidak kita mulai saja dari muda,” ajaknya.

Bukan hanya Iqbal, Soraya juga mengatakan hal senada. Ia mengajak masyarakat menjadi petani milenial, dimulai dengan membuat kebun di rumah sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kebun Kumara kami buat untuk mengajak lebih banyak teman Gen Z memulai langkah kecil menjadi petani milenial di rumah sendiri dan membiasakan diri melakukan kebaikan untuk diri sendiri dan bumi,” katanya.

Sandra berbagi tips berkebun agar terhindar dari hewan-hewan liar yang mengganggu tanaman. Misalnya untuk jenis serangga, dia menyarankan untuk menanam tumbuhan pengalih seperti bunga basil, kemangi atau tanaman berdaun wangi lainnya.

“Suka duka berkebun itu ya salah satunya gangguan serangga. Tapi kalau belum gede intervensinya, gak apa-apa, menandakan kebun kita sehat. Kalau intervensinya udah gede dan tidak seimbang apalagi merugikan, kita bisa tanam tanaman ngalih. Sementara untuk hewan yang lebih gede seperti tikus, tutup semua jalan masuknya,” katanya.

Demfarm.ID merupakan website berisi informasi terkini tentang pertanian Indonesia, tips bercocok tanam hingga orang-orang yang telah sukses menjadi petani. Demfarm berasal dari semangat positif yang berkelanjutan untuk bersama-sama mendayung kemajuan pertanian Indonesia melalui konten edukasi dan informatif tentang pertanian, pupuk dan info pangan.

Mengulas sisi petani sukses atau UMKM pengolah makanan sebagai inspirasi pembaca. Berani mencoba untuk terus menghadirkan konten segar dan baru serta aktif menyelenggarakan program-program yang mendukung industri pertanian. Salah satu urban farming, mengajak masyarakat memanfaatkan lahan sekitar atau lahan terbatas untuk kebutuhan pangan dan tanaman, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun sebagai profesi dan bisnis. [Me1]

Editor: Dinda Marley

RELATED NEWS