Sambut Hari Santri, PBNU Gelar Simposium Digitalisasi Perguruan Tinggi

Dinda Marley - Jumat, 20 Oktober 2023 20:48 WIB
Ilustrasi Simposium Digitalisasi PTNU bersama pejabat tinggi negara dan rektor (HO)

hallomedan.co - Dulu tantangan santri adalah melawan penjajah untuk merdeka, saat ini, harus melawan musuh yang jauh lebih besar namun tak kasat mata. Musuh tersebut adalah belum meratanya kualitas digitalisasi perguruan tinggi di Indonesia.

Hal ini diungkapkan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan Prof Moh Mukri dalam Webinar Sevima. Ulama asal Lampung ini memandang penyatuan pemahaman santri dan perguruan tinggi terkait digitalisasi sangat penting karena digitalisasi adalah suatu keniscayaan di masa depan.

"Digitalisasi merupakan tuntutan zaman, tidak mungkin ke depan masih serba manual. Kampus ingin melihat data mahasiswa tinggal klik, harus sudah kelihatan. Bekerja dan berkarya saat ini mutlak butuh kompetensi digital. Berdakwah pun sekarang bisa pakai berbagai media online yang semakin canggih, jadi santri harus siap dengan digitalisasi," kata Mukri, Jum'at (20/10/2023).

Menjawab tantangan digitalisasi perguruan tinggi, PBNU akan menyelenggarakan hajat besar bertajuk "Simposium Transformasi Digitalisasi dan Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Menuju 5.0". Mukri menyebut simposium ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Santri Nasional, rencananya akan digelar selama beberapa hari pada pertengahan atau akhir November 2023.

Dihadiri ribuan pejabat tinggi

Mukri mengatakan, simposium menjadi sarana diskusi para pengambil kebijakan di dunia pendidikan, terutama pejabat tinggi negara bidang pendidikan dan teknologi digital, serta dihadiri berbagai pimpinan dan akademisi perguruan tinggi. Baik itu dari Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh Indonesia.

Simposium diselenggarakan dengan standar maksimal dan telah mendapat restu Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Harapannya perguruan tinggi di bawah naungan NU, serta kampus-kampus lain yang ingin mengikuti perkembangan teknologi informasi, terwadahi di momentum ini.

Apalagi sebelumnya dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2023, Ketua Umum PBNU bersama para ulama sepakat bahwa program transformasi digital menjadi agenda 'Memenangi Masa Depan'.

"Simposium nanti akan melanjutkan arahan para ulama," kata Mukri.

Peserta akan memperoleh kesempatan berbagi pengetahuan, pengalaman dan ide-ide inovatif mengenai penerapan teknologi dalam pendidikan tinggi. Simposium dikonsep lebih dari sekadar seminar, menjadi ajang silaturahim, sarana kolaborasi serta berbagi bimbingan dari perguruan tinggi lain yang lebih senior dari PTNU.

"Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa PTNU masih membutuhkan bimbingan dan arahan. Melalui kerja sama, kita membangun kolaborasi yang kuat, memajukan PTNU dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan alam semesta," ucap Mukri.

Ketua Pelaksana Simposium Transformasi Digital sekaligus Rektor Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban Luthfi Hamidi menjelaskan, Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober, bukan sekedar seremonial semata. Momentum sekaligus tonggak penting yang perlu dimanfaatkan pendidikan tinggi NU di Indonesia. Termasuk untuk digitalisasi perguruan tinggi.

"Ayo bergandeng tangan memajukan PTNU yang merupakan berkah bagi alam semesta. Kita perlu membentuk santri generasi penerus yang unggul di era 5.0, terkoneksi secara global. Mampu berkarya dan berdakwah di dunia yang semakin digital," kata Luthfi.

Editor: Dinda Marley

RELATED NEWS