Telehealth Percepat Reformasi Akses Kesehatan di Kota Tier 2 dan 3

Alief Fadli - Jumat, 29 April 2022 13:58 WIB
Diskusi perluasan akses kesehatan melalui pemanfaatan telehealth (HO)

HalloMedan.co - Terbatasnya akses kesehatan di luar kota besar masih menjadi tantangan industri kesehatan Tanah Air. Ketidakmerataan fasilitas mulai dari jumlah dokter spesialis, ketersediaan stok obat dan jumlah apotek, sampai biaya pengobatan, menjadi kekhawatiran masyarakat di daerah. Selain itu, kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari pulau dan kepulauan kerap menjadi penghalang bagi infrastruktur untuk memberi pemerataan.

Perjalanan laut belasan jam untuk mendapatkan rumah sakit, bukan hanya terjadi di wilayah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T), masyarakat di sekitar Pulau Jawa masih merasakannya. Tak jarang, pasien meninggal di tengah laut dan terpaksa kembali ke kampung. Upaya preventif dalam kesehatan dinilai menjadi solusi, diantaranya melalui telehealth yang memungkinkan konsultasi jarak jauh secara real time sehingga menjadi pertolongan pertama, sejumlah risiko penyakit dapat diminimalisir dan kasus gawat darurat dapat ditekan.

Penetrasi teknologi akibat dorongan pandemi berdampak besar membuka transformasi akses kesehatan. Melalui teknologi, menjadi lebih mudah dan merata bagi masyarakat di kota tier 2 dan 3.

Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia dr Moh Adib Khumaidi mengatakan, pandemi tidak hanya menjadi krisis bagi dunia kesehatan, namun juga menjadi pembelajaran akan pentingnya akses kesehatan yang mudah dan merata di Indonesia. Prinsipnya, transformasi digital di bidang kesehatan merupakan kebutuhan masyarakat secara global.

"Indonesia beruntung memiliki ekosistem teknologi yang kuat, sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai upaya mendukung dan mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk di daerah," kata Adib, dikutip dari media notes yang diterima redaksi pada Kamis (28/4/2022).

Saat aktivitas masyarakat dibatasi pandemi, teknologi di sektor kesehatan menjadi solusi yang memudahkan masyarakat mendapat akses layanan secara daring seperti konsultasi jarak jauh, apalagi untuk masyarakat di kota tier 2 dan 3. Popularitas telehealth semakin meningkat seiring upaya pemerintah menciptakan “rumah sakit tanpa dinding” dan berbagai program kolaborasi yang dilakukan dalam penanganan pandemi seperti program isolasi mandiri yang dibantu telehealth.

Dalam diskusi perluasan akses kesehatan melalui pemanfaatan telehealth, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Nurul Falah Eddy Pariang mengatakan, layanan telehealth seperti Halodoc, ramah kepada penggunanya, membuat masyarakat merasa terbantu. Apotek dan telehealth menjadi sinergi baru untuk akses layanan kesehatan berkualitas tanpa terhalang jarak.

Halodoc sebagai platform layanan kesehatan, juga melihat peningkatan penggunaan telehealth oleh masyarakat di luar Pulau Jawa, diantaranya Maluku, Kepulauan Riau, Kalimantan, Bangkabelitung, Nusa Tenggara Timur dan Papua.

Co-Founder dan CEO Halodoc Jonathan Sudharta mengatakan, ekosistem telehealth yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun, mampu menjembatani kebutuhan masyarakat akan layanan di berbagai daerah. Dari Papua, bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis di kota besar seperti Jakarta.

"Dengan misi menyederhanakan akses layanan kesehatan di berbagai daerah, Halodoc berkomitmen untuk terus memperluas pemanfaatan teknologi di luar kota besar yang diharap menjadi solusi di tengah terbatasnya akses kesehatan masyarakat di wilayah terpencil di Indonesia,” kata Jonathan.

Deputy Chief DTO Kementerian Kesehatan Agus Rachmanto mengatakan, Telehealth semakin berperan krusial karena pandemi saat ini. Sebelum pandemi, telehealth masih asing karena dokter dan pasien lebih memilih pertemuan tatap muka. Pandemi membuat kebutuhan berubah, mulai dari cara dokter berkonsultasi dengan pasien hingga resep obat secara elektronik. Ini menjadi momen perubahan baik dari sisi masyarakat maupun pelaku industri kesehatan yang mulai menyadari dan membawa dampak positif terutama dalam perbaikan layanan kesehatan kedepannya.

Lebih lanjut, di tengah perubahan lanskap industri kesehatan di Indonesia yang sedang bertransformasi, berikut tiga faktor utama dari telehealth yang dipercaya mampu permudah akses layanan kesehatan:

Layaknya kotak P3K

Fitur konsultasi dengan dokter berlisensi tersedia 24/7, memungkinkan masyarakat berinteraksi secara virtual dari manapun. Inovasi ini memiliki peran penting layaknya kotak P3K sebagai pertolongan pertama yang dapat diakses secara cepat dan mudah. Tersedia 24/7 juga terbukti mampu menolong para pasien positif Covid-19, data internal Halodoc menunjukkan 12 persen pasien positif Covid-19 se-Indonesia terbantu dengan memanfaatkan akses layanan kesehatan digital.

Pengalaman seamless

Teknologi telehealth dirancang sedemikian rupa agar mudah dan ramah digunakan seluruh lapisan masyarakat. Memungkinkan digunakan oleh masyarakat di wilayah yang infrastrukturnya belum memadai. Cukup dengan smartphone dan akses internet, langsung terhubung dengan dokter dalam waktu 30 detik. Pembelian vitamin dan obat juga akan dikirim secara langsung oleh pengantar kurang lebih satu jam.

Dari sisi mitra, teknologi telehealth berbasis Artificial Intelligence (AI) memudahkan dokter beradaptasi dengan metode konsultasi online. Halodoc juga melakukan pelatihan berkala untuk memastikan dokter familiar dan nyaman menggunakan aplikasi dan menjawab keluhan pasien secara virtual. Telehealth juga memungkinkan para apoteker untuk memberikan obat sesuai resep elektronik kepada pengguna dengan mudah dan cepat.

Menjangkau lebih banyak masyarakat

Indonesia hanya memiliki 4,27 dokter untuk setiap 10.000 populasi. Jumlah ini terbilang cukup tertinggal dibanding Filipina (6.00), Thailand (8,05) atau Singapura (22,9). Berkaca pada angka tersebut, teknologi seperti telehealth sangat berperan bagi para dokter untuk memperluas jangkauan layanannya. Di Halodoc, layanan Chat Dokter masih menjadi yang paling diminati sejak sebelum pandemi. Melalui layanan tersebut, mampu menghubungkan 20.000 dokter umum dan spesialis di berbagai bidang dengan lebih dari 20 juta monthly active user (MAU) di berbagai wilayah Indonesia.

Pemanfaatan telehealth secara optimal untuk mempermudah akses layanan kesehatan di kota tier 2 dan 3 di Indonesia membutuhkan kerja sama dengan seluruh stakeholder di layanan kesehatan.

“Halodoc bersama seluruh elemen bangsa di bidang kesehatan dan regulator komitmen memudahkan akses kesehatan di Indonesia. Dengan bergotong royong, kita optimis dapat mempermudah akses kesehatan di daerah atau pulau terpencil. Hal ini pula yang menjadi panggilan terbesar kami untuk terus memperluas akses kesehatan di Indonesia,” kata Jonathan.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS