Transformasi Telkom Bukukan Pendapatan Konsolidasi Rp111,2 Triliun

Canyon Gabriel - Rabu, 01 November 2023 18:46 WIB
Data, internet dan IT Services serta indiHome menjadi kontributor pendapatan perseroan (HO)

hallomedan.co - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menutup kuartal ketiga 2023 dengan kinerja cukup baik dan profitabilitas terjaga. Membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp111,2 triliun atau tumbuh positif 2,2 persen YoY, kontribusi dari kinerja bisnis data, internet dan IT services dan IndiHome dengan pertumbuhan masing-masing 4,8 persen dan 4,3 persen dari periode yang sama tahun lalu.

EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi) perseroan tercatat Rp59,1 triliun, dengan EBITDA Margin 53,1 persen, tumbuh cukup baik dari 52,2 persen pada semester satu lalu. Juga membukukan laba bersih Rp19,5 triliun dengan pertumbuhan double digit sebesar 17,6 persen YoY. Biaya pemasaran perseroan mengalami penurunan sebesar 6,9 persen YoY menjadi Rp2,6 triliun disebabkan strategi dan sasaran target promosi yang efektif.

Langkah transformasi perseroan Five Bold Moves, salah satunya inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC) melalui integrasi IndiHome ke Telkomsel pada Juli lalu mulai menunjukkan sinyal positif. Efisiensi baik dari belanja modal maupun belanja operasional yang dijalankan dan proyeksi memperlihatkan hasil yang baik, sesuai rencana perseroan. Begitupun dengan nilai sinergi dari IndiHome dan Telkomsel yang sudah disiapkan dengan cermat. Diharapkan, seiring proses dan waktu yang terus berjalan, potensi peningkatan revenue dari sinergi keduanya dapat menunjukkan hasil mulai awal tahun depan.

Inisiatif B2B Digital IT Service yang fokus pada segmen bisnis Business-to-Business (B2B), Telkom meluncurkan Indibiz sebagai solusi konektivitas yang dilengkapi platform dan layanan digital untuk menggarap kebutuhan pelaku bisnis kecil dan menengah atau UKM (small and medium enterprises).

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengucapkan Alhamdulillah karena komitmen Telkom untuk terus mempercepat langkah transformasi melalui inisiatif FMC mulai menunjukkan progress yang positif, dari sisi synergy value dan cost efficiency. Strategi utama lain Five Bold Moves juga berjalan on the track seperti InfraCo, Data Center dan B2B Digital IT Service.

"Tentunya, untuk hasil yang lebih besar membutuhkan proses dan waktu, namun kami optimis langkah transformasi akan memberi output yang baik untuk keberlangsungan perusahaan nantinya,” kata Ririek pada Rabu, 1 November 2023.

Segmen mobile dan consumer yang di antaranya terdiri dari mobile dan home broadband, Telkomsel mencatat kinerja cemerlang dengan pendapatan Rp73,2 triliun atau tumbuh 10,6 persen YoY dan 29,6 persen QoQ dengan profitabilitas yang utamanya didukung pertumbuhan digital business sebesar 7,0 persen YoY dengan nilai kontribusi yang meningkat dari 80,1 persen menjadi 86,1 persen dari total pendapatan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi operasional, Telkomsel terus mempertahankan posisi sebagai market leader dengan total 158,3 juta pelanggan mobile dan 9,8 juta pelanggan fixed broadband. Pertumbuhan ARPU yang sehat dengan trafik telekomunikasi yang tinggi baik pada bisnis mobile maupun fixed menunjukkan peningkatan produktivitas sekaligus kualitas pelanggan yang diimbangi improvisasi jaringan dan otomatisasi berkelanjutan.

Segmen enterprise, perseroan membukukan pendapatan Rp14,6 triliun yang tumbuh 6,6 persen YoY yang dikontribusi dari solusi B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity. Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan. Segmen ini pun meluncurkan Indibiz yang menyasar UKM dengan berbagai solusi seperti Indibiz Ruko, Indibiz Finance, Indibiz Education dan Indibiz Hotel. Selain UKM, Telkom juga fokus menggarap potensi bisnis yang ada di pemerintahan, BUMN dan korporasi swasta yang dijalankan tujuh Telkom Regional.

Selanjutnya, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp12,3 triliun atau tumbuh 9,1 persen YoY dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital. Pada bisnis data center, TelkomGroup memiliki dan mengelola 32 data center yang tersebar di empat negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong dan Timor Leste) dengan rata-rata utilisasi sampai 70 persen. Mayoritas data center memiliki klasifikasi tier 3 dan 4 dengan total kapasitas hingga 42 MW. Selain data center, perseroan juga fokus pada layanan cloud untuk memenuhi beragam kebutuhan digital pelanggan. Hingga September 2023, bisnis data center dan cloud TelkomGroup membukukan pendapatan Rp1,4 triliun.

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai tower provider terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan tower yang memiliki 37.091 tower dengan tenancy ratio dari 1,5 kali. Mitratel mencatat pendapatan Rp6,27 triliun atau tumbuh 11,9 persen YoY, didorong pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing 14,8 persen dan 16,6 persen YoY dengan margin keduanya yang semakin baik senilai 80,6 persen dan 22,8 persen. Dari sisi operasional, jumlah kolokasi dan penyewa juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 21,3 persen dan 10,5 persen YoY. Pada periode tersebut, Mitratel membukukan kinerja keuangan yang kian kuat dengan leveraging ratio relatif rendah yakni rasio net to debt EBITDA sebesar 1,9 kali. Hal ini menunjukkan stabilitas perusahaan serta peluang pertumbuhan di masa mendatang.

Mengikuti implementasi inisiatif FMC, Telkom akan membentuk InfraCo sebagai entitas baru pada kuartal keempat 2023. Entitas ini diharap menjadi penggerak utama perseroan dalam meningkatkan nilai perusahaan dengan memfasilitasi penetrasi fiber yang luas, menyediakan layanan telekomunikasi yang andal dan mendorong peningkatan penciptaan nilai bagi pelanggan.

Hingga September 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp22,1 triliun atau 19,9 persen dari total pendapatan. Belanja modal difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik. Pada bisnis fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pengembangan akses fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya seperti menara telekomunikasi dan data center. Sementara itu, belanja modal juga digunakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G serta penguatan sistem IT pada bisnis mobile.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS