Transisi Energi Dalam Akselerasi Kawasan Ekonomi Baru

Mei Leandha - Selasa, 13 Juli 2021 22:31 WIB
Investor Daily Summit 2021

JAKARTA – Perusahaan Gas Negara sebagai subholding gas dan bagian dari holding migas Pertamina mengotimalkan peran gas bumi sebagai energi perantara menuju transisi energi guna mendukung akselerasi investasi di kawasan ekonomi baru. PGN terus melakukan koordinasi dengan stakeholder di lapangan terkait pembangunan kawasan ekonomi baru di berbagai daerah.

Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Investor Daily Summit 2021 menyampaikan, sesuai semangat cipta kerja yang konsepnya menurunkan impor, menaikkan ekspor dan menciptakan value bagi bangsa, PGN akan menjalankan program gasifikasi nasional. Pemenuhan gas rumah tangga penting untuk berkontribusi menekan defisit neraca impor energi.

Kedua, PGN mendukung industri khusus, retail dan industri umum termasuk kawasan industri yang disesuaikan dengan tata ruang masing-masing daerah. Saat ini fokus di Jawa Barat dan Jawa Tengah, namun demikian, terdapat anchor di daerah Indonesia Timur yang nantinya selaras dengan prioritas yang ketiga yaitu dalam penyediaan listrik nasional.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan, potensi kebutuhan Kawasan Industri (KI) menggunakan pendekatan luasan lahan KI adalah sebesar 390 BBTUD. Selain itu, terdapat rencana peningkatan overall steel capacity nasional, smelter dan gasifikasi pembangkit PLN (Kepmen 13) yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia.

“Di Jawa Tengah bagian selatan, terdapat rencana supply gas untuk Kilang Cilacap yang nanti sebagai anchor buyer. Kemudian di kawasan Timur Indonesia, program PGN untuk listrik nasional yaitu rencana gasifikasi pembangkit PLN dari diesel ke gas. Dari sisi value chain-nya, penggunaan gas akan jauh lebih murah daripada diesel. Nanti diharapkan akan menyentuh kawasan seperti Papua, Ambon, Sulawesi, Nusa Tenggara dan lain-lain,” ujar Heru di acara Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7/2021).

Proyek smelter memiliki potensi sampai 80 BBTUD, sedangkan pada proyek gasifikasi PLN berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 13 untuk pembangkit tahap satu memiliki potensi sampai dengan 76 BBTUD. Kedua proyek tersebut akan menjadi anchor demand bagi KI sekitarnya.

PGN juga telah melakukan penandatanganan pokok-pokok perjanjian dengan Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal pada 21 Mei 2021. Pada kerja sama ini, PGN akan menyediakan pasokan gas dan infrastruktur pendukungnya di KI Kendal dengan kebutuhan gas sekitar 37 BBTUD dan KIT Batang sekitar 10 BBTUD.

“Nanti akan ada kawasan industri di Cilacap. Kita ingin ada sinergi utilisasi infrastruktur, selain untuk ke Kilang namun juga akan kita gunakan untuk kawasan industri maupun masyarakat khususnya di Jawa Bagian Selatan,” imbuh Heru.

PGN sudah berkoordinasi dengan KESDM untuk mengenai jaringan pipa transmisi Cirebon-Semarang, diprioritaskan akan dibangun terlebih dahulu untuk ruas dari Semarang ke Batang. Dengan begitu, akan ada pasokan gas khusus ke Batang melalui jaringan Semarang-Batang.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sepakat akan dilakukan speed-up untuk pembangunan jaringan Semarang-Batang dalam membantu pemenuhan kebutuhan gas di Jawa Tengah. Menurutnya, jaringan pipa Cirebon-Semarang juga penting untuk didorong diselesaikan.

“Faktanya, Jawa Tengah memang agak shut posisi gasnya, saya kira perlu di-gas sehingga gas untuk industrinya bisa jalan,” kata Ganjar.

PGN juga mendukung konsep Eco Industrial Park/ Estate dengan renewable energy dan aspek Environment–Social–Governance (ESG) pada kawasan industri. Konsep investasi ESG tidak mengejar keuntungan semata, melainkan memperhatikan manfaat usaha bagi lingkungan, masyarakat dan pemerintah.

“Perkembangannya saat ini, beberapa industri terutama terkait dengan FDI (Foreign Direct Investment) mulai melakukan satu tambahan requirement yaitu konsep eco. Jadi sudah mulai green production karena saat ini sudah menjadi brand bagi investasi. Mereka memproduksi services maupun barang melalui proses yang ramah lingkungan. Oleh karena itu di industrial park kami menawarkan eco friendly energy. Selain gas juga akan kami gabungkan energi lain seperti solar PV, air atau geothermal yang saat ini banyak tersebar di Indonesia,” jelas Heru.

Ada beberapa perubahan yang dilakukan PGN untuk bisa memberikan layanan energi yang affordable masyarakat. PGN mengusulkan beberapa strategi yakni pengembangan infrastruktur diselaraskan dengan rencana pengembangan KI dan penyediaan infrastruktur pendukung KI. Selanjutnya sinergi produk melalui kerja sama dengan KI sesuai dengan potensi bisnis yang saling menguntungkan. PGN akan terus berkoordidasi dengan Pertamina, PLN dan stakeholder lainnya dalam rangka membangun kawasan industri.

Kesuksesan pemanfaatan gas bumi di suatu kawasan ekonomi baru juga mempertimbangkan jenis industri di dalam kawasan, serta ketersediaan infrastruktur pendukung lainnya seperti jalan, listrik, telekomunikasi, energi dan lain-lain.

Menurut Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid, untuk menyukseskan kawasan ekonomi baru memerlukan integrated approach yang jelas. Suatu kawasan ekonomi harus memiliki infrastruktur dan akses terhadap moda transportasi.

“Di sisi lain yang tak kalah penting adalah menarik anchor tenan, industri hulu atau industri awal yang menjadi penopang dan kemudian akan didukung oleh industri lainnya. Dengan demikian kawasan ekonomi akan menjadi sukses,” ujarnya.

“Kita ada beberapa kawasan ekonomi tapi tenan belum optimal. Seperti yang disampaikan Pak Arsjad, kalau bisa mengundang tenan sebagai anchor buyer maka akan menarik kawasan ekonomi semakin tumbuh. Atau kita sudah ada beberapa anchor buyer seperti di Batang, saat ini ada industri kaca dan baterai, nanti pasti akan mengundang tenan-tenan yang lain. Kemudian akses dan suplai chain-nya harus betul-betul terintegrasi. Kami menawarkan koordinasi dalam membangun infrastruktur dengan Pak Ririek (Direktur Utama PT Telkom), PLN atau PDAM sehingga lebih kompetitif
dalam penyediaan layanan maupun energinya,” sebut Heru. [Me1]

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS