UMKM Naik Kelas, Ini yang Dilakukan Bobby Nasution

Dinda Marley - Selasa, 11 Januari 2022 01:11 WIB
Menjadikan UMKM naik kelas menjadi harapan dan komitmen Wali Kota Medan Bobby Nasution (Diskominfo Medan)

MEDAN - Menjadikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas menjadi harapan dan komitmen Wali Kota Medan Bobby Nasution. Sejumlah langkah dan upaya dilakukan UMKM di Kota Medan semakin terkenal dan mampu menembus pasar yang lebih luas melalui produk-produk unggulannya.

Selain mendorong pelaku usaha menggunakan digitalisasi keuangan dalam bertransaksi, Bobby juga membuka kembali Kesawan City Walk (KCW) sebagai wadah promosi. Juga sebagai upaya membentuk ekosistem ekonomi baru di ibu kota Provinsi Sumatera Utara.

Instansi terkait diminta menghadirkan inovasi dan formulasi membantu UMKM. Saat ini, berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan, ada 27.763 UMKM binaan Pemko Medan. Bobby meminta dibentuk tim validasi data supaya para stakeholder dapat memberi bantuan sesuai kebutuhannya masing-masing.

Tim yang terbentuk tersebut harus dapat menentukan target berapa pelaku usaha yang dibantu secara finansial, pembinaan maupun pelatihan. Pembagian bantuan berdasarkan kelas UMKM yakni ultra mikro, mikro, kecil dan menengah.

“Misalnya dari ultra mikro naik kelas menjadi mikro, kemudian mikro naik kelas menjadi kecil serta dari kecil menjadi menengah. Harus ada jangka waktunya, berapa lama bisa naik kelas. Saya mau tahapan-tahapannya jelas,” kata Bobby saat memimpin rapat koordinasi pengembangan UMKM, Senin (10/1/2022).

“Kalau semua pelaku UMKM dibuat satu data, tidak ada tumpang tindih dalam memberi bantuan. Kita harus sepakat karena tugas kita melayani mereka,” tegasnya.

Menindaklanjuti instruksi Bobby, Kadis Koperasi dan UKM Kota Medan Benny Nasution mengungkapkan, pihaknya telah menyusun sejumlah langkah dalam rangka pembinaan dan pengembangan UMKM. Inovasi yang dilakukan dengan mendata secara digital, aktivasi Kesawan sebagai kawasan heritage sekaligus “The Kitchen of Asia”, edukasi dan pembinaan terkait ekonomi digital serta memperluas pasar bagi produk koperasi dan UMKM dalam pengadaan e-katalog.
"Kita juga menggandeng marketplace di Indonesia sebagai sarana digital marketing,” ujar Benny.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ( FE-UMSU) Lufriansyah mengapresiasi inisiasi Bobby mendorong pelaku UMKM memanfaatkan digitalisasi. Namun, pendampingan sangat penting dilakukan saat menerapkan hal tersebut.

"Apalagi, kebijakan Pak Wali yang memasukan produk UMKM ke dalam e-katalog belanja makan dan minum di Pemko Medan, ini sangat membantu sekali. Pastinya produk akan lebih dikenal dan memungkinkan terjadinya peluang transaksi yang lebih besar," kata Lufriansyah.

Program Sakasanwira juga sangat menarik karena setiap wilayah memiliki sentra kewirausahaan. Memunculkan sebuah pasar baru bagi berbagai kalangan dan membuka peluang baru UMKM naik kelas. Lufriansyah berharap, kedepannya, Kota Medan memiliki sentra oleh-oleh seperti Malioboro di Yogyakarta dan Khrisna di Bali. Harapannya, hadir sebuah tempat yang menjadi pusat oleh-oleh khas Kota Medan untuk memudahkan masyarakat mencari produk unggulan.

"Saya rasa ini juga jadi cita-cita warga Medan yang menginginkan adanya pusat oleh-oleh, menjual produk-produk UMKM binaan Pemko Medan. Ada label khusus yang menandakan produk pilihan," harapnya

Lufriansyah pun ingin pengembangan UMKM dilakukan maksimal. Apalagi, dirinya sempat mengetahui rencana Bobby Nasution menjadikan kawasan heritage sebagai lokasi UMKM.

"Kalau bisa, segera direalisasikan. Jadi, para pelaku UMKM terpacu untuk bersaing menghadirkan produk, kemasan, harga dan rasa yang lebih baik," katanya.

Editor: Dinda Marley

RELATED NEWS