Untungkan UMKM, Pakar IT: Integrasi TikTok-Tokopedia Butuh Waktu

Canyon Gabriel - Senin, 18 Desember 2023 13:48 WIB
TikTok dan Tokopedia berkolaborasi menghadirkan kembali TikTok Shop Indonesia (HO)

hallomedan.co - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah memberi masa transisi sampai April 2024 kepada TikTok dan Tokopedia pasca kolaborasi dengan menghadirkan kembali TikTok Shop Indonesia. Alasannya, sinergi sistem kedua perusahaan, yang satu lokapasar (e-commerce), satu lagi media sosial membutuhkan waktu dan tidak mudah.

“Saya jelaskan dulu, ini kolaborasi e-commerce Tokopedia kerja sama dengan TikTok, e-commerce-nya [lewat] Tokopedia. Kita lagi berikan masa tiga sampai empat bulan percobaan karena sinergi teknologi tidak mudah,” kata pria yang biasa disapa Zulhas saat membuka acara Beli Lokal 12.12 yang digelar TikTok-Tokopedia di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Dia mengingat manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di bawah pimpinan Direktur Utama GoTo Patrick Walujo untuk terus menyempurnakan sistem agar bisa memberi layanan terbaik bagi pengguna.

“Nanti kita lihat sejauh mana perkembangan agar disempurnakan, ya Pak Patrick… Nanti kita akan nilai,” kata menteri yang menjabat sejak 15 Juni 2022 ini.

Dirinya menegaskan, yang penting tujuan pokoknya adalah membantu para seller, para UMKM Indonesia agar bisa segera berjualan kembali.

“Saya juga terima kasih Tokopedia, hari ini mempromosikan Beli Lokal produk lokal 12.12 Harbolnas,” ucapnya.

Praktisi Teknologi Informasi (TI) Tony Seno Hartono mengapresiasi kerja sama Tiktok dan Tokopedia karena keduanya akan berperan sesuai perizinan yang dimiliki. TikTok berperan sebagai media sosial dan pemasaran atau etalase, Tokopedia sebagai lokapasar dan platform transaksi

"Hal ini dibuat agar pengguna memiliki pengalaman yang lancar ketika berbelanja di dua aplikasi tersebut. Kalau dari sisi pemrograman, jump app tidak diperlukan, juga tidak direkomendasi karena akan mengganggu pengalaman pengguna yang dipaksa melompat-lompat ke sistem lain. Jadi semua pemrograman dapat diotomatiskan," kata Tony dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12/2023).

Proses perbelanjaan dari etalase produk hingga pemrosesan pemesanan transaksi akan dilakukan pada dua sistem back-end yang berbeda dari sisi data, domain dan sistem yang terpisah. Pengguna Tiktok dan Tokopedia tidak akan mengalami perubahan pengalaman penggunaan masing-masing aplikasi atau tidak ada jump app.

Tony memberi contoh, proses perbelanjaan dari TikTok ke Tokopedia seperti pelayanan kesehatan rumah sakit modern. Sistem backend untuk menangani identitas pasien, rekam medis elektronik, billing, asuransi yang sudah terhubung ke backend lain melalui API (Application Programming Interface) ke beberapa institusi berbeda, misalnya identitas terhubung ke Dukcapil, rekam medik elektronik terhubung ke Kemenkes, billing terhubung ke bank, asuransi terhubung ke BPJS dan sebagainya.

"Semua sistem tersebut, cukup diakses dari satu monitor saja. Bagian penerimaan pasien tidak perlu lompat-lompat ke aplikasi yang berbeda. Selain itu, interaksi dua aplikasi pada sistem backend sudah lazim digunakan di Indonesia, terutama pada sektor keuangan," ujar Tony.

Ia mengatakan, masa transisi yang diberikan Kementerian Perdagangan perlu diawasi. Misalkan, pemerintah melihat ada aplikasi baru, aplikasi itu akan diawasi. Biasanya pemerintah melakukan beberapa tahapan. Pertama, untuk memastikan aplikasi mematuhi regulasi yang ada, kemudian melakukan pengawasan. Dari sisi Tokopedia dan TikTok, mereka harus membuktikan bahwa sistemnya di belakang terpisah.

"Kalau sistem sudah lolos audit, tidak perlu diperiksa setiap bulan namun tetap perlu secara berkala dilakukan audit, khususnya jika terjadi perubahan di dalam sistem, misalnya penambahan layanan," ujar Tony.

Memang, Tony bilang, kita bisa memperkirakan bahwa integrasi Tokopedia dan TikTok akan berdampak positif. Namun, perkiraan tersebut masih tidak pasti karena membutuhkan waktu yang panjang untuk mengetahui trennya.

Sementara itu, Head of Corporate Communications Tokopedia, Aditia Grasio Nelwan saat dihubungi media menjelaskan, kemitraan strategis antara Tokopedia dan TikTok akan memberi pengalaman transaksi konsumen yang nyaman dan mudah, sekaligus patuh regulasi.

"Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia. Sesuai aturan ke depannya, proses perdagangan elektronik di fitur belanja aplikasi TikTok akan dilakukan secara terpisah. Promosi dan etalase produk akan diproses sistem elektronik TikTok, sedangkan proses pemesanan, transaksi hingga dukungan konsumen nantinya diproses sistem elektronik PT Tokopedia,” ujar Adit.

Proses sistem elektronik yang berbeda ini sesuai dengan Permendag Nomor 31 Tahun 2023 Pasal 21 ayat 3 yang menyebut: Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) dengan model bisnis Social-Commerce dilarang memfasilitasi transaksi pembayaran pada sistem elektroniknya.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS