Banjir di Samarinda Mulai Surut

Dinda Marley - Kamis, 17 Februari 2022 10:07 WIB
Banjir di Kota Samarinda mulai surut (BNPB)

HalloMedan.co – Dua kelurahan di Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, terdampak banjir sejak Selasa (15/2/2022). Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda menyebutkan, tinggi muka air di wilayah Rawa Makmur mulai surut. Saat banjir terjadi ketinggian muka air berkisar 30–100 sentimeter.

BPBD juga menginformasikan cuaca berawan pada sore tadi. Kondisi ini diharap mempercepat penyusutan genangan banjir. Dua wilayah terdampak banjir sejak pukul 22.30 WIB yaitu Kelurahan Rawa Makmur dan Bukuan. Sebanyak 290 KK di dua kelurahan terdampak peristiwa tersebut.

Insiden yang terjadi setelah hujan lebat mengguyur kawasan Palaran tidak menyebabkan adanya pengungsian warga. Meskipun demikian warga tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan personel BPBD tetap bersiaga untuk mengantisipasi dampak yang lebih buruk.

Kerugian material teridentifikasi pada perumahan warga 295 unit, fasilitas pendidikan 6 unit, tempat ibadah 2 unit dan puskesmas 1 unit. Belum dideskripsikan tingkat kerusakan akibat banjir tersebut.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk siap siaga dan waspada. Prakiraan cuaca Kecamatan Palaran masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan – hujan petir pada Kamis (17/2/2022). Kesiapsiagaan komunitas sangat penting untuk mengantisipasi dampak banjir seperti penyiapan tempat evakuasi sementara dengan penerapan protokol kesehatan.

Waspada cuaca esktrem

Sementara itu, pemerintah daerah dan masyarakat perlu mewaspadai potensi cuaca esktrem di sejumlah wilayah Indonesia sepekan ke depan (17–23 Februari 2022). Hal tersebut berdasarkan analisis BMKG pada dinamika atmosfer yang dapat berpotensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang serta gelombang tinggi.

Menyikapi potensi cuaca ekstrem, beberapa wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua

Sedangkan pada gelombang tinggi, antara 2,5–4 meter, wilayah yang berpotensi teridentifikasi di bagian barat, antara lain wilayah Laut Natuna Utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Enggano – Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra.

Pada bagian tengah teridentifikasi di Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Banten hingga Nusa Tenggara Barat.

Pada bagian timur meliputi perairan utara Kepulauan Sangihe, perairan utara Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat dan Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua.

Editor: Dinda Marley

RELATED NEWS