Emas Dunia Masih Berpotensi Menguat, Berikut Faktor Pendukungnya

Alief Fadli - Kamis, 19 Januari 2023 14:38 WIB
lusrasi emas batangan. (Pixabay) (HO)

HalloMedan.co - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa harga emas belum kehabisan tenaga atau masih berpotensi menguat. Bahkan, levelnya mencapai ke posisi tertinggi dalam kurun waktu delapan bulan terakhir.

"Ekspektasi perlambatan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) telah mendorong kenaikan kuat pada emas dalam dua pekan terakhir," ucap Ibrahim dikutip dari trenasia.com jaringan hallomedan.co, Kamis (19/1/2023).

"Pedagang sekarang menunggu lebih banyak sinyal untuk mengkonfirmasi tren ini. Pidato dari beberapa pejabat The Fed dijadwalkan minggu ini," tambahnya.

Ibrahim menambahkan, potensi penguatan pada emas dunia diikuti dari pelemahan pada dolar AS. Walaupun dolar mendapatkan kembali kekuatan pada minggu ini, namun penguatannya terbatas karena pelaku pasar tengah menunggu pertemuan Bank Sentral Jepang.

"Setiap sinyal hawkish dari bank sentral saat ini dapat mengguncang dolar AS dan memberikan lebih banyak dukungan untuk emas. Terutama karena pengetatan kebijakan moneter ultralonggar Bank Sentral Jepang yang menyebabkan lebih banyak tantangan ekonomi global," ujarnya.

President dan Founder Astronacci Aviatio, Gema Merdeka Goeyardi menjelaskan bahwa pelemahan terhadap dolar AS ditambah dengan meningkatnya kekhawatiran akan resesi tahun ini. Hal itu membuat emas naik tajam ke level tertinggi lebih dari delapan minggu lalu.

"Logam kuning sekarang diperdagangkan sekitar US$160 (Rp2,42 juta dalam asumsi kurs Rp15.137 per-dolar AS) di bawah rekor tertinggi, di tengah meningkatnya taruhan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lebih lambat tahun ini," kata Gema dikutip dari trenasia.com.

Gema pun mengatakan, faktor makroekonomi yang membatasi emas sekarang telah memberikan keleluasaan pada logam kuning untuk menguat.

"Pertumbuhan global menunjukkan tanda-tanda daya apung, ketidakpastian makro, dan inflasi sudah berkurang, dan emas dengan cepat menanjak ke atas," papar Gema.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China yang melambat masih bisa ditoleransi oleh pelaku pasar karena adanya optimisme bahwa negeri Tirai Bambu akan memasuki pemulihan setelah pelonggaran pembatasan aktivitas pandemi COVID-19.

Pada perdagangan pasar Eropa, Rabu 18 Januari 2023 sekitar pukul 20.20 WIB, harga emas dunia diperdagangkan di level US$1.918,34 (Rp29,03 juta dalam asumsi kurs Rp15.137 per-dolar AS).

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan pada Kamis 19 Januari 2023, harga emas diperkirakan menguat di rentang US$1.895 (Rp28,7 juta) - US$1.938 (Rp29,33 juta) per-troyounce.

Editor: Alief Fadli

RELATED NEWS