HUT Ke-44, PKT Fokus Efisiensi Energi dan Diversifikasi Usaha

Dinda Marley - Rabu, 08 Desember 2021 14:39 WIB
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi (PKT)

HalloMedan.co - Pada 7 Desember ini, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) resmi berkiprah selama 44 tahun di Indonesia. Produsen urea terbesar di Indonesia ini, memanfaatkan momentum ulang tahunnya untuk melangkah membuka babak baru menuju industri energi terbarukan.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, memasuki fase kedua pertumbuhan PKT 40 tahun ke depan, fokus perusahaan akan berada pada penggunaan energi terbarukan. Saat ini, dunia sepakat bahwa penggunaan bahan bakar fosil harus berkurang, terlihat dari konsensus yang disetujui 196 negara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil di konferensi COP26 yang berakhir pada 13 November lalu. Tantangan pihaknya di masa depan adalah mengimplementasikan strategi pertumbuhan kedua ke arah industri kimia yang berbasis renewable.

"Roadmap tersebut akan terus kami kembangkan dengan fokus pada tiga pondasi utama yaitu efisiensi energi lewat digitalisasi, diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan dan melakukan praktik ekonomi sirkular guna memanfaatkan emisi produksi menjadi komoditas bisnis baru,” kata Rahmad, Selasa (7/12/2021).

Saat ini, target Indonesia adalah mewujudkan emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060, langkah strategis yang tengah diterapkan pemerintah diantaranya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Berbagai pihak juga kini semakin kritis dalam menilai bisnis berdasarkan kredensial lingkungan mereka dan bagaimana para investor saat ini sangat mempertimbangkan aspek Environment, Social dan Governance (ESG) dalam membuat keputusan bisnis. Sejalan dengan target tersebut, PKT menyiapkan sejumlah inisiatif strategis di fase pertumbuhan keduanya.

Pertama, PKT baik secara organik dan anorganik terus memacu pertumbuhan perusahaan, diantaranya melalui diversifikasi usaha. Praktik ini tengah menjadi fokus, selain karena potensi yang menjanjikan, hal ini diyakini mampu mendukung terciptanya emisi nol. Perusahaan berupaya melakukan diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan.

“Salah satu strategi utama yang akan kami gerakkan adalah proses hilirisasi atau memproduksi produk turunan amoniak dan urea. Selain itu, tidak hanya akan melakukan ekspansi, juga melakukan diversifikasi ke produk-produk berbasis gas alam lainnya,” ucap Rahmad.

Selanjutnya, PKT berupaya menjadikan emisi gas buang menjadi komoditas bisnis baru dengan menjalankan praktik ekonomi sirkular. Memanfaatkan zat yang normalnya hanya menjadi emisi gas buang, tidak hanya mampu menciptakan komoditas baru, tetapi juga dapat menghasilkan bisnis yang lebih hijau. PKT sedang menjajaki pemanfaatan produk samping berupa Karbon Dioksida (CO2) untuk dijadikan komoditas baru, diantaranya soda ash. Selain CO2, PKT juga telah memiliki salah satu bahan baku lainnya yang diperlukan yakni amoniak. Hal ini menandakan kemampuan perusahaan mengoptimalkan potensi produk yang dimiliki untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah.

Terakhir, digitalisasi juga menjadi strategi bisnis yang diterapkan secara menyeluruh. Pasalnya, dari jalur produksi, distribusi hingga pengolahan lahan, seluruhnya telah menerapkan teknologi digital. Dalam proses produksi, PKT memiliki smart production yang mampu meningkatkan produktivitas. Proses distribusi pupuk dipantau menggunakan sistem DPCS (Distribution Planning and Control System) yang memudahkan memonitor proses pengiriman dari pabrik di Bontang ke gudang-gudang di daerah-daerah.

“Sudah 44 tahun PKT berkiprah di Indonesia sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Sepanjang perjalanan, kami menyadari dalam menjalankan aktivitas bisnis harus dibarengi tanggung jawab, diantaranya terhadap lingkungan untuk menunjang keberlanjutan. Sejumlah inisiatif strategis dilakukan, kami siap mendukung upaya pemerintah mewujudkan emisi nol bersih pada 2060 mendatang,” tutup Rahmad. [Me1]

Editor: Dinda Marley

RELATED NEWS