Lawan Sampah Plastik, Kemasan Refill Pack Dirilis

Dinda Marley - Sabtu, 25 Desember 2021 03:28 WIB
Bhumi Skincare membuat kemasan isi ulang ramah lingkungan (HO)

HalloMedan.co - Tanpa aksi nyata, laut mungkin akan menyerah kalah dari sampah. Beragam spesies terlanjur menelan plastik lalu meregang nyawa. Pada 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut Indonesia berada dalam situasi darurat sampah plastik. Menempati peringkat kedua sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia, sekitar 3,5 juta ton per tahun.

Hal ini pulalah yang melandasi Bhumi Skincare membuat kemasan isi ulang ramah lingkungan. Daripada bekerja sama dengan perusahaan pengelola sampah, Ahmad Rashed, pemilik Bhumi Skincare memilih mengembangkan sendiri produk kecantikan refill pack. Ia memikirkan cara agar konsumen bisa mendapat manfaat produk kecantikan tanpa menimbulkan masalah baru yaitu sampah plastik.

"Isu lingkungan sedang marak. Indonesia menghasilkan 33 juta ton sampah setiap tahun dan rata-rata sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang secara alami," katanya, Jumat (24/12/2021).

Akhirnya, refill pack dengan kemasan biodegradable dan sustainable lahir. Terbuat dari craft paper, akan terurai alami dengan cepat dan mudah. Di dalam kemasan tidak ada lapisan plastik sama sekali.

"Kami memastikan kemasan itu compatible dengan moisturizer yang kami produksi. Refill pack ini merupakan aksi konkret kami melawan isu lingkungan terkait sampah plastik,” ucap Ahmad yang berharap inovasi ini bisa diterapkan pada produk kecantikan lain seperti face oil.

Beauty enthusiast Poppy Septia mengungkapkan, para beauty enthusiast juga menyadari bahwa produk kecantikan menghasilkan banyak sampah. Karena itu, mereka berusaha memakai yang ramah lingkungan. Misalnya menggunakan cleansing oil yang aplikasinya tidak memerlukan kapas. Selain itu, ia sendiri juga mengumpulkan berbagai kemasan kecantikan yang sudah kosong, lalu mengirimnya ke bank sampah yang menerima plastik dan kaca.

Bagi Poppy, refill pack yang dirilis Bhumi Skincare juga ramah bagi dompet, sekalipun kemasannya dibuat dari craft paper khusus. Dia menilai, kemasan hemat tempat karena slim dan travel friendly, bisa dimasukkan ke dalam pouch kecil.

“Juga higienis karena ada tutup yang mengunci. Kalaupun tidak punya jar lama, kita bisa langsung pakai produk dari kemasan isi ulangnya,” ujar dia.

Saatnya bergerak

Aksi Bhumi Skincare tak hanya didukung para beauty enthusiast. Indonesia Biru Foundation, organisasi independen yang bergerak dalam peningkatan literasi kelautan juga mengingatkan pentingnya pengurangan sampah plastik. Andre Saputra, pendiri Indonesia Biru Foundation bilang, sampah dihasilkan jauh lebih besar daripada kapasitas pengolaan sampah. Artinya, masih banyak sampah yang tidak dikelola dengan tepat.

Sampah plastik yang tidak dikelola dengan benar kemungkinan besar akan terbawa sampai ke pantai dan laut. Untuk daerah yang mengandalkan wisata pantai, sampah ini akan merusak pemandangan. Dampaknya, lokasi wisata yang seharusnya cantik dan bersih tak lagi menarik untuk dikunjungi.

Namun, ada dampak dari sampah plastik yang sangat mengganggu kehidupan hewan-hewan di bawah laut. Andre bercerita, di bawah laut kantong plastik terlihat seperti ubur-ubur yang menjadi makanan penyu. Tapi, karena tidak bisa membedakan antara plastik dan ubur-ubur, maka penyu memakan plastik tersebut sehingga kemudian banyak yang mati.

“Ketika diautopsi, di dalam perutnya ditemukan banyak plastik. Hal yang sama terjadi pada biota laut yang besar seperti paus. Apa pun yang ditangkap oleh mulutnya akan masuk ke perut, termasuk sampah plastik. Inilah kenapa banyak paus yang mati dan kemudian terdampar di pantai,” kata Andre.

Sekaranglah saatnya bergerak untuk mengurangi sampah demi bumi yang lebih baik.

Bhumi skincare adalah skincare local yang didirikan dua bersaudara Ahmad Rashed dan Rizkia Rashed pada 2017. Berpusat pada rangkaian produk alami yang menginspirasi masyarakat untuk menikmati gaya hidup cantik dan sehat, Bhumi menggunakan bahan alami premium dengan teknologi terkini yang memiliki sertifikasi BPOM, halal, IFRA dan USDA.

Bhumi terus berinovasi dan sampai akhir 2021 berhasil memiliki 24 SKU dan series terbaru yaitu beneath! Bhumi kini memiliki lebih dari 80K followers di sosial media Bhumi and beneath! Memiliki lebih dari 70 mitra bisnis dalam komunitas Beauty Bosses dan 5.000 glowup agents atau komunitas beauty reviewer di seluruh Indonesia. [Me1]

Editor: Dinda Marley

RELATED NEWS