Menakar Kepedulian Investor Pada ESG

Dinda Marley - Senin, 28 Maret 2022 07:27 WIB
Prinsip Environmental Social Governance (ESG) (HO)

HalloMedan.co – Menuju investasi berkelanjutan di Indonesia menjadi concern pelaku pasar modal Indonesia saat ini. Kepedulian ini ditunjukkan dengan besarnya animo masyarakat untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang sudah menetapkan prinsip Environmental Social Governance (ESG). Perusahaan yang menerapkan aspek ESG yang lebih baik dinilai mampu membuat investor lebih percaya keberlangsungan usaha perusahaan di masa depan. Secara otomatis akan memberikan potensi keuntungan jangka panjang.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution dalam siaran pers yang diterima Senin (28/3/2022) menyebut, minat investor tercermin dari besarnya pertumbuhan investasi di perusahaan yang aset atau produk investasi bertema ESG. Jika merujuk perkembangan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) Manajer Investasi (MI) sejak 2016, jumlah AUM ketika itu hanya sebesar Rp42 miliar dan melonjak menjadi Rp3,46 triliun pada November 2021 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Secara global, United Nations of Principle of Responsible Investment (UNPRI) mencatat, jumlah signatories AUM investasi berbasis ESG yang terdaftar di PRI juga meningkat dari sebesar US$ 59 triliun pada 2015 menjadi US$ 121,3 triliun pada 2021.

Awalnya di BEI hanya ada dua indeks yang berbasis ESG yaitu IDX ESG Leaders dan Sri Kehati. Namun, melihat tingginya animo dan permintaan masyarakat pada produk investasi berbasis ESG, pada 20 Desember 2021, BEI bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) meluncurkan dua indeks baru yang dinamakan ESG Sector Leaders IDX Kehati dan ESG Quality 45 IDX Kehati.

BEI mencatat, dari data historis yang ada, dua indeks yang berbasis ESG tersebut yaitu indeks Sri Kehati dan ESG Leaders. Selain mendorong praktik berkelanjutan, secara performa juga mampu memberi imbal hasil (return) relatif lebih tinggi dari indeks IDX 30 dan Indeks LQ45. Secara year to date, berdasarkan data statistik harian yang ada di BEI sampai 16 Maret 2022, indeks Sri Kehati mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,12 persen, indeks ESG Leaders sebesar 8,8 persen, indeks ESG Sector Leaders IDX Kehati sebesar 8,56 persen dan ESG Quality 45 IDX Kehati sebesar 5,11 persen.

"Bagi investor yang memiliki kepedulian terhadap indikator ESG dapat menggunakan indeks ESG yang telah dikembangkan sebagai referensi, atau mudahnya, lakukan investasi pada reksa dana berbasis indeks ESG," kata Pintor.

Investor juga dapat melakukan analisa ESG berdasarkan aspek-aspek material yang berhubungan dengan perusahaan, salah satu sumber keterbukaan yang dapat digunakan adalah sustainability report atau laporan berkelanjutan perusahaan. Cara lainnya dengan menggunakan analisis ESG yang dibuat pihak ketiga.

"Inisiatif menuju investasi berkelanjutan di Indonesia tercantum pada roadmap keuangan berkelanjutan tahap dua 2021-2025 yang dibuat OJK yang berjudul The Future of Finance," ucapnya.

Secara bertahap, setiap perusahaan yang tercatat di BEI kini wajib menyampaikan rencana aksi keuangan berkelanjutan kepada OJK dan melaporkan laporan berkelanjutan kepada publik. Diawali dengan bank-bank besar (d.h. bank buku ketiga, keempat dan bank asing) mulai 2019, dilanjutkan dengan bank-bank menengah dan kecil (d.h. bank buku kedua dan kesatu) serta emiten dengan jumlah aset di atas Rp250 miliar mulai 2020.

Emiten dengan aset skala menengah (aset di atas Rp50–Rp250 miliar) diwajibkan mulai 2022. Sedangkan Emiten dengan asset skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar diwajibkan menyampaikan laporan berkelanjutan mulai tahun buku 2024.

Editor: Mei Leandha
Tags BEIESGBagikan

RELATED NEWS