PIM: Stop Gimmick Politik

Dinda Marley - Sabtu, 01 Januari 2022 16:42 WIB
Ilustrasi politik (HO)

HalloMedan.co - Menutup perjalanan 2021, kita masih melihat politik Indonesia didominasi serangkaian gimik yang ditampilkan para politisi, termasuk mereka yang digadang-gadang menjadi bakal kandidat kuat di Pilpres 2024. Seharusnya mereka sudah menyuguhkan gagasan.

Ketua Perkumpulan Indonesia Muda (PIM) Yhodhisman Soratha dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (28/12/2021) mengatakan, political gimmicks mendominasi dan merefleksikan bahwa para politisi dan partai politik memang miskin visi-misi, tak memiliki konsep yang jelas dan solid tentang mau dibawa ke mana Indonesia.

Gimik-gimik itu misalnya marah-marah saat melihat ketidakbecusan anak buah, mengunjungi salah seorang warga yang tertimpa musibah dan sedang disorot media, makan mi ayam gerobak pinggir jalan, menanam padi di tengah guyuran hujan atau menangis ketika terbongkar skandal asusila seolah-olah bahwa kejadian tersebut merupakan kekhilafan sesaat.

“Kepedulian seperti marah atau bersilaturahmi ke rakyat itu perlu, tapi tidak cukup. Kalau hanya itu, siapapun bisa... Seorang pejabat publik seharusnya menyajikan solusi yang bersifat sistemik dan komprehensif,” kata pria yang biasa disapa Odis ini, Jumat (31/12/2021).

PIM berpendapat, kondisi Indonesia sekarang masih jauh dari ideal sebagai sebuah negara-bangsa. Masih banyak upaya yang harus dikerjakan. Di sisi lain, para aktor politik tak kunjung memperlihatkan kecakapan teknokratis dalam menjawab persoalan rakyat, terutama ketika pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan bakal segera berakhir.

Pada 2022 sampai Pileg dan Pilpres 2024, menurut Odis, seharusnya ruang publik dibanjiri dengan ide atau gagasan para politisi. Indonesia terlalu berharga jika hanya diisi gimik-gimik tak berkesudahan.

"Ini juga yang membuat banyak kalangan jenuh, bahkan muak, dengan politik. Para politisi bisa mengembalikan kepercayaan publik jika mulai bicara substansi,” ucapnya.

Odis menegaskan, politik semestinya menjadi arena untuk memajukan kehidupan bangsa, kekuasaan bukan tujuan utama melainkan hanya sarana. Untuk itu, gagasan mutlak perlu. Siapapun tokoh yang akan berlaga dalam kontestasi kepemimpinan nasional ke depan, seharusnya sejak saat ini sudah memperlihatkan secara nyata investasi sosial kepada masyarakat melalui ide-ide dan kontribusi yang konkret dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan publik yang kian kompleks.

"Untuk itu, PIM meminta agar para tokoh politik segera menghentikan tontonan politik gimik," tegasnya. [Me1]

Editor: Dinda Marley

RELATED NEWS