Tahun Buku 2022, Telkom Percepat Realisasi Lima Strategi Utama Perusahaan

Dinda Marley - Jumat, 16 September 2022 16:57 WIB
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi (kanan) dan Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya di Public Expose Live 2022 (HO)

HalloMedan.co - Kondisi pandemi yang masih berlangsung meski sudah mengalami penurunan signifikan dan tantangan disrupsi teknologi, TelkomGroup mampu terus menjaga pertumbuhan dan mempertahankan profitabilitas perusahaan. Untuk menggenjot competitive advantage demi sustainability growth dan mempertahankan posisi pemimpin di industri, Telkom mempercepat realisasi lima strategi utama perusahaan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi menyampaikannya di Public Expose Live 2022 yang diselenggarakan secara daring. Turut hadir, Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya, VP Financial Planning and Analysis Telkomsel Aditya Yulid Sriyadi Raharja, PGS VP Investor Relations Telkom Achmad Faisal serta VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko yang bertindak sebagai moderator pada press conference.

Heri memaparkan kinerja perseroan, prospek bisnis dan proyeksi Telkom untuk tahun buku 2022. Sepanjang paruh pertama 2022, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp72,0 triliun atau tumbuh 3,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Telkom mencatat EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) dan laba bersih sebesar Rp39,4 triliun dan Rp13,3 triliun. Baik EBITDA maupun laba bersih tumbuh positif masing-masing sebesar 4,5 dan 6,9 persen YoY.

IndiHome dan Telkomsel Digital Business terus menjadi mesin pertumbuhan dengan pencapaian masing-masing Rp13,8 triliun atau tumbuh 7,4 persen YoY dan Rp35,1 triliun atau tumbuh 5,2 persen YoY. Diversifikasi mesin pertumbuhan serta kolaborasi antara bisnis mobile dan fixed broadband menjadi wujud upaya mendorong pertumbuhan kinerja dan profitabilitas. Kontribusi pendapatan dan laba bersih kedua bisnis tersebut terus bergerak menuju komposisi yang hampir sama besarnya.

Kinerja cemerlang perseroan juga terlihat dari sisi operasional. Telkom terus mengembangkan infrastruktur, platform maupun layanan digitalnya untuk mendukung berbagai aktivitas di setiap segmen dan lapisan masyarakat. Sepanjang 171.654 kilometer serat optik tergelar dengan jaringan akses menjangkau 499 Ibu Kota Kabupaten Kota (IKK).

Infrastruktur ini didukung dua satelit yang memiliki 109 transponder, 255.107 Base Transceiver Station Telkomsel dan 36.787 menara telekomunikasi. Telkom juga memiliki platform digital seperti 27 fasilitas data center di antaranya 22 domestik dan 5 luar negeri. Berbagai platform dan layanan digital dengan teknologi terdepan hadir mendukung langkah transformasi Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan.

Melihat potensi pasar dan peluang ke depan, bisnis Telkom tetap menjanjikan. Pertumbuhan industri bisnis digital life and smart platform, enterprise ICT dan layanan broadband pada 2021-2025 mencapai persentase di atas 10 persen. Telkom terus fokus pada tiga pilar utama bisnisnya yakni mengukuhkan digital connectivity untuk maksimalisasi arus kas perusahaan, investasi pada digital platform dan pengembangan kapabilitas bisnis dan selektif dalam investasi di digital services untuk menangkap peluang bisnis dan value creation.

“Kami menjalankan strategi five bold moves agar perseroan mendapatkan potensi maksimal dari ketiga pilar bisnis yang dijalankan demi memaksimalkan peluang, meningkatkan daya saing dan value creation,” ungkap Heri, dikutip dari rilis, Jumat (16/9/2022).

Pertama, strategi Fixed and Mobile Convergence (FMC), Telkom terus memperkuat penetrasi pasar, efisiensi biaya dan keunggulan operasi, seiring upaya meningkatkan pengalaman terbaik pelanggan. Sebelumnya telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Telkom dan Singtel untuk pengembangan inisiatif FMC dan pengembangan data center regional. Juga dilakukan komunikasi intensif dengan stakeholder dan penyiapan tim transformasi di lingkungan internal.

Kedua, strategi Infra Co merupakan inisiatif perseroan membuka potensi konsolidasi aset infrastruktur yang dimiliki, mencakup infrastruktur jaringan akses optik dan tower. Setelah diawali dengan IPO Mitratel pada tahun lalu dan langkah akuisisi aset tower diselesaikan, Mitratel menjadi perusahaan tower terbesar dan pemimpin di pasar Asia Tenggara dengan kepemilikan 35.000 tower.

Ketiga, pada strategi Data Center Co, Telkom melakukan proses konsolidasi aset dan peningkatan kapasitas bisnis data center. Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis data center, Telkom bekerja sama dengan hyperscaler dan juga berkolaborasi dengan Singtel untuk memperluas pasar regional. Selanjutnya Telkom akan melakukan konsolidasi data center domestik dan internasional.

Keempat, inisiatif B2B IT Service yang diawali langkah transformasi baik secara internal maupun eksternal melalui kemitraan dan kolaborasi dengan perusahaan teknologi seperti Microsoft dan AWS. Telkomsigma disiapkan menjadi pemain terdepan B2B IT Service untuk melayani pasar korporasi, BUMN, Pemerintah dan UMKM.

Terakhir, strategi utama yang akan direalisasikan Telkom adalah mengembangkan perusahaan digital atau DigiCo yang fokus pada segmen bisnis B2B dan B2C. Telkomsel melalui PT Telkomsel Ekosistem Digital mengembangkan portofolio bisnis vertikal di sektor digital yakni kesehatan (health-tech) melalui layanan aplikasi Fita, pendidikan (edu-tech) melalui layanan aplikasi Kuncie dan sektor mobile gaming melalui anak usaha Majamojo yang akan memiliki potensi besar dalam mendorong perekonomian digital nasional.

Terkait dengan proyeksi kinerja Telkom tahun buku 2022, Heri yakin Telkom mempertahankan dan terus berupaya menjadi market leader melalui pendapatan yang bertumbuh di kisaran mid-single digit dengan tingkat profitabilitas EBITDA yang terjaga. Secara berkelanjutan, perseroan mencari upaya-upaya peningkatan operational excellence dengan digitisasi, digitalisasi, proses bisnis yang ringkas, cepat dan agile serta didukung talenta unggulan. Telkom berupaya mengoptimalkan Capital Expenditure di sekitar 25 persen dari total pendapatan dengan penggunaan sebagian besar pada penguatan digital infrastruktur.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS