Festival Film Pendek SOS 2023-nya Indosat Kampanyekan Anti "Hate Speech"

Canyon Gabriel - Rabu, 08 November 2023 21:02 WIB
(ki-ka) Writer and Banker Ika Natassa, Creative Concept and CCO Narasi TV Jovial da Lopez, SVP Head of Corporate Communications IOH Steve Saerang dan Direktur Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf Mohammad Amin saat launching Festival Film Pendek SOS 2023 (HO)

MEDAN - Indosat Ooredoo Hutchison atau IOH berkolaborasi dengan Narasi menyelenggarakan Festival Film Pendek Save Our Socmed (SOS) 2023. Kompetisi bertujuan menginspirasi anak muda Indonesia bijak menggunakan media sosial sekaligus meningkatkan literasi digitalnya.

Mengampanyekan anti hate speech dengan tema ‘Bicara Baik di Digital, Hindari Emosi Tanpa Substansi’. Ajang penuh kreatifitas anak muda ini berlangsung sejak pendaftaran dibuka pada 26 Oktober 2023 sampai pengumuman pemenang di Februari 2024.

"Dukungan teknologi dan digitalisasi, kita dapat mengubah dunia serta membangun masyarakat yang lebih inklusif dan peduli dengan sesama,“ kata SVP Head of Corporate Communications IOH Steve Saerang.

Aktivitas roadshow kampus diselenggarakan di empat kota, mulai Medan, Jember, Pontianak dan Makassar. Sosialisasi di enam kota yaitu Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali dan Mataram. Kampus Universitas Islam Negeri Sumatra Utara (UINSU) menjadi pembuka rangkaian program SOS Goes to Campus. Mengambil tempat di aula Fakultasi Ilmu Sosial, 200-an mahasiswa begitu antusias mengikuti acara.

AVP-Head of Direct Sales Prepaid Dept. Direct Sales Prepaid Region Sumatra, Idil Darwan mengatakan, roadshow digelar untuk menginspirasi anak muda Indonesia agar bijak menggunakan media sosial sekaligus meningkatkan literasi digitalnya.

"Kami menggandeng Narasi, mengajak generasi muda berpartisipasi, total hadiahnya Rp500 juta," kata Idil yang datang bersama AVP Corporate Brand Activation Div. Corporate Brand Management Siti Sarah Rdfirdausy, Rabu (8/11/2023).

Creative Concept and CCO Narasi TV Jovial da Lopez menambahkan, pihaknya sangat mendukung kompetisi festival film karena butuh cerita-cerita asli dari para mahasiswa. Menurutnya, cerita yang dibuat-buat atau cerita generasi lama untuk generasi muda saat ini, kurang greget.

"Kalau cerita ini, otentik keresahan atau masalah nyata yang dialami, pasti lebih menarik untuk generasi muda. Harus banyak yang ikut kompetisi ini, hadiahnya kan lumayan besar,” katanya.

Produser dan sutradara film dari Medan, Diana Srimilana Saragih bilang, bersosial media harus bijak, mampu mengendalikan diri, hati dan logika. Kalau tidak, akan berdampak negatif.

“Dampak negatifnya gak bisa diukur. Kita posting, direpost, gak bisa kita kendalikan. Menakutkan, makanya harus bijak, harus bisa mengukur nanti dampaknya seperti apa, kontrolnya di kita. Apa yang dilakukan sineas untuk menghindarinya adalah riset, cek data, setidaknya punya niat hoax berhenti di kita,” ucapnya.

Saat ini, kendala sineas lokal adalah susahnya mendistribusikan tema-tema lokal karena di Kota Medan tidak ada perusahaan film.

"Sebanyak apapun diproduksi tetap akan minta ke pusat," imbuh Diana.

Wakil Dekan Administrasi Umum dan Keuangan UINSU Tuntungan Abdul Karim Batubara berharap, dipilihnya UINSU menjadi tuan rumah Festival Film Pendek SOS 2023 membawa dampak positif dan melahirkan generasi muda yang paham litetasi baik digital dan informasi.

“Semoga mereka bisa melahirkan film yang benuansa pendidikan, sosial, budaya dan agama,” katanya.

Festival Film Pendek SOS diselenggarakan sejak 2021, merupakan bagian dari tanggung jawab sosial (CSR) Indosat di pilar Pendidikan Digital. Rangkaian kegiatannya meliputi roadshow ke berbagai kampus, sosialisasi, workshop pelatihan, seleksi penjurian dan acara pengumuman pemenang. Workshop pelatihan menyajikan lokakarya online menghadirkan pakar perfilman untuk meningkatkan keterampilan para peserta.

Anak muda yang ada di kota lain bisa menginguti kompetisi dengan mengirimkan karya secara online. Hasil karya pemenang akan ditampilkan di acara Anugerah Karya Festival Film Pendek SOS 2024.

“Ujaran kebencian dapat menjadi awal polarisasi. Ini yang mendorong kami berkontribusi menyampaikan narasi positif di dunia digital melalui pendekatan kreatif. Harapannya menginspirasi berbagai pihak untuk bergotong royong menciptakan media sosial sebagai tempat yang bermakna, nyaman dan aman untuk berekspresi,” kata Steve.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS