KPPU dan Ombudsman Pantau Stok Minyak Goreng

Dinda Marley - Sabtu, 26 Februari 2022 06:43 WIB
Kanwil 1 KPPU Ridho Pamungkas bersama Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut Abyadi Siregar memantau stok minyak goreng di beberapa distributor di Kota Medan (Kanwil 1 KPPU)

MEDAN - Kepala Kantor Wilayah 1, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Ridho Pamungkas bersama Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut Abyadi Siregar memantau stok minyak goreng di beberapa distributor di Kota Medan. Dua titik lokasi yang menjadi objek pantauan yaitu PT Alamjaya Wirasentosa dan PT Aldo Raya Lestari.

Pemantauan ini untuk memastikan bagaimana pasokan yang diterima distributor dari produsen serta bagaimana mekanisme distribusi dan harga dari distributor kepada retailer. Selain itu, sebagai bentuk pengawasan terhadap kelancaran distribusi minyak goreng untuk masyarakat maupun industri.

Hasilnya, di PT Alamjaya Wirasentosa, ketersediaan minyak goreng sedang kosong, walaupun permintaan dari beberapa toko maupun outlet naik, baik minyak goreng kemasan ukuran satu dan dua liter. Pasokan minyak goreng ukuran 20 liter juga sulit diperoleh. Hal ini karena PT Salim Ivomas Pratama selaku produsen belum menyuplai minyak goreng selama dua minggu. Keterangan dari produsen, mereka lebih memprioritaskan memasok kebutuhan minyak goreng di ritel modern.

Terhambatnya pasokan minyak goreng terjadi sejak pemerintah menetapkan kebijakan satu harga dan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET). Keterbatasan pasokan tersebut, PT Alamjaya Wirasentosa melakukan batasan penjualan maksimal kepada customer diantaranya: lima karton untuk grosir, dua karton untuk toko tradisional dan satu karton untuk toko kecil.

Pantauan kemudian dilanjutkan ke PT Aldo Raya Lestari selaku distributor minyak goreng yang diproduksi PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, diantaranya merek Fortune dan Sania. Distributor baru satu hari sebelumnya mendapat pasokan dari produsen sebanyak 2.000 karton, saat ini masih ada 1.500 karton atau 18.872 liter di gudang. Juga 1.000 jerigen minyak goreng premium ukuran 20 liter yang masih proses distribusi untuk disalurkan ke general trade dan modern trade.

Head Accounting PT Aldo Raya Lestari, Elys menyatakan, pihaknya tidak ada kendala untuk mendapatkan pasokan dari produsen maupun dalam mendistribusikan ke retail. Terkait kebijakan refaksi, masih dalam proses penggantian. Wilmar selaku produsen masih melakukan pendataan kepada customer untuk melihat sisa ketersediaan pasokan minyak goreng sebelum penerapan harga HET diberlakuan.

Ridho menyebutkan harga pasar terbentuk dari supply and demand. Ketika supply terbatas maka masyarakat akan rela membeli minyak goreng di atas HET. Berdasarkan penjelasan dari distributor, harga yang dijual ke retailer sudah sesuai.

"Namun kenyataannya di pasar, masih banyak ditemukan harga jual minyak goreng di atas HET. Ini butuh pengawasan lebih dari pemerintah ” ujarnya, Jumat (25/2/2022).

Abyadi mengatakan, pasokan dari Wilmar lancar sampai di distributor. Hilangnya barang atau minyak goreng di level bawah. Apakah ini permainan di tingkat toko, dia angkat bahu.

"Saya punya toko misalnya, mereka kasi barang 100 kotak, saya kan bisa bermain? Contohnya jual ke industri karena harga ke industri kan gak dipatok harus HET," ungkapnya

Berdasarkan hasil temuan tersebut, KPPU, Ombudsman, pemerintah daerah dan Satgas Pangan akan terus melakukan pengawasan terkait pasokan minyak goreng di ritel modern dan pasar tradisional untuk melihat titik persoalan langkanya minyak goreng di pasar.

Editor: Mei Leandha

RELATED NEWS